Salah satu fasilitas nuklir milik Iran. (AFP)
Salah satu fasilitas nuklir milik Iran. (AFP)

IAEA Konfirmasi Iran Tingkatkan Pengayaan Uranium hingga 60 Persen

Willy Haryono • 18 April 2021 12:09
Teheran: Agensi Energi Atom Internasional (IAEA) mengonfirmasi bahwa Iran telah mulai meningkatkan pengayaan uranium hingga 60 persen. Menurut keterangan seorang juru bicara IAEA kepada media Sputnik, ini merupakan pengayaan tertinggi yang pernah dilakukan Iran.
 
"Dalam sebuah laporan kepada negara-negara anggota dalam verifikasi dan pengawasan IAEA terhadap Iran, Direktur Jenderal Rafael Mariano Grossi memverifikasi bahwa Iran telah memulai produksi UF6 yang diperkaya hingga 60 persen di fasilitas Natanz," ujar jubir tersebut, dilansir dari laman ANI pada Minggu, 18 April 2021.
 
Selasa kemarin, Iran menginformasikan IAEA mengenai niatnya dalam memulai pengayaan uranium hingga 60 persen. Ketua Parlemen Iran Mohammad Bagher Ghalibaf mengatakan pada Jumat kemarin bahwa Iran telah berhasil mencapai pengayaan uranium hingga 60 persen sesuai dengan apa yang sudah diumumkan.

IAEA mengonfirmasi klaim Iran tersebut dengan mengambil sampel UF6 yang diproduksi di Natanz.
 
Keputusan meningkatkan pengayaan dan memasang peralatan terbaru dilakukan usai terjadinya insiden kelistrikan di fasilitas nuklir Natanz. Wakil Presiden sekaligus kepala energi atom Iran, Ali Akbar Salehi, mendeskripsikan insiden tersebut sebagai "terorisme nuklir."
 
Baca:  Iran Tegaskan Pengayaan Uranium 60 Persen 'Jawaban atas Kejahatan'
 
Sebelumnya pada Sabtu kemarin, Iran dan grup P5+1 telah berkumpul di Wina dalam membicarakan perjanjian nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Perwakilan permanen Rusia untuk organisasi internasional di Wina, Mikhail Ulyanov, mengatakan kepada Sputnik bahwa situasi seputar negosiasi JCPOA memperlihatkan tanda-tanda positif.
 
Pada 2015, Iran menandatangani JCPOA bersama Tiongkok, Prancis, Jerman, Rusia, Inggris, Amerika Serikat, Jerman, dan Uni Eropa. JCPOA mendorong Iran untuk mengurangi program nuklir, dan sebagai gantinya, negara tersebut menerima pelonggaran dan pencabutan sanksi.
 
Tiga tahun setelah itu, AS secara sepihak menarik diri dari JCPOA. Iran mengecam keras langkah tersebut, dan meresponsnya dengan mulai meningkatkan pengayaan uranium pada 2019.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan