Dalam pernyataan trilateral, Iran dan Arab Saudi mengatakan bahwa mereka akan membuka kembali kedutaan dan misi diplomatik masing-masing dalam dua bulan ke depan. Mereka juga akan mengimplementasikan kesepakatan kerja sama keamanan dan ekonomi yang sudah ditandatangani lebih dari 20 tahun lalu.
Arab Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Teheran setelah pengunjuk rasa Iran menyerang misi diplomatik milik Riyadh pada 2016, menyusul eksekusi Saudi terhadap ulama Syiah Nimr al-Nimr. Eksekusi itu adalah satu dari serangkaian pemicu ketegangan antar kedua negara.
Baca juga: Ribuan Warga Iran Protes Arab Saudi yang Tidak Becus Urus Haji
Pengumuman terbaru pada Jumat kemarin, 10 Maret 2023, disampaikan usai pembicaraan selama lima hari di Beijing dan beberapa putaran dialog di Irak dan Oman, mengakhiri upaya meredakan ketegangan antara Saudi dan Iran di kawasan.
"Menyusul rangkaian pembicaraan, Republik Islam Iran dan Kerajaan Arab Saudi telah sepakat melanjutkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan dan misi dalam waktu dua bulan ke depan," ujar pernyataan bersama, diterbitkan media resmi kedua negara dan dikutip laman France 24.
Pemulihan hubungan antara Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia, dan Iran, paria bagi pemerintah Barat atas kegiatan nuklirnya, berpotensi membentuk kembali hubungan di kawasan yang ditandai turbulensi sejak beberapa dekade terakhir.
Iran dan Arab Saudi mendukung kubu berseberangan dalam beberapa zona konflik, termasuk di Yaman, di mana pemberontak Houthi didukung Teheran dan Riyadh memimpin koalisi militer bersama pemerintah. Kedua belah pihak juga bersaing mendapatkan pengaruh di Suriah, Lebanon, dan Irak.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News