Kepala Mossad David Barnea telah bertemu mitranya dari Amerika Serikat (AS), Direktur CIA William Burns pada Jumat kemarin, untuk mempromosikan kesepakatan gencatan senjata yang akan membebaskan para sandera tersisa di Gaza, kata Mossad dalam sebuah pernyataan yang didistribusikan kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
"Kontak dan kerja sama dengan mediator terus berlanjut dalam upaya mempersempit kesenjangan dan mencapai kesepakatan," kata Mossad, mengutip dari laman CGTN, Minggu, 10 Maret 2024.
Israel dan Hamas masih saling menyalahkan atas kebuntuan pembicaraan gencatan senjata menjelang Ramadan, yang akan dimulai sekitar tanggal 11 atau 12 Maret mendatang.
Sumber Hamas sempat mengatakan bahwa delegasi mereka "tidak mungkin" melakukan kunjungan lagi ke Kairo di akhir pekan untuk melakukan pembicaraan.
Mesir, AS dan Qatar telah memediasi negosiasi gencatan senjata sejak Januari. Kesepakatan terakhir menyebabkan penghentian pertempuran selama seminggu di bulan November, di mana Hamas membebaskan lebih dari 100 sandera, dan Israel membebaskan tahanan Palestina dengan jumlah tiga kali lebih banyak.
Baca juga: Utusan Internasional Dorong Gencatan Senjata di Gaza Sebelum Ramadan
Perang Israel-Hamas
Hamas menyalahkan Israel atas kebuntuan dalam perundingan gencatan senjata dan pembebasan 134 sandera yang diyakini masih ditahan di Gaza. Hamas mengatakan Israel menolak memberikan jaminan untuk mengakhiri perang, atau menarik pasukannya dari wilayah tersebut.Mossad menuding Hamas berencana meningkatkan aksi kekerasan di Gaza selama bulan Ramadan. Para pejabat Israel mengatakan bahwa perang hanya akan berakhir jika Hamas kalah.
Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu kemarin menjelang Ramadan, ketua Hamas Ismail Haniyeh bersumpah bahwa Palestina akan terus melawan Israel "sampai mereka mendapatkan kembali kebebasan dan kemerdekaan."
Lima bulan setelah serangan udara dan darat Israel di Gaza, otoritas kesehatan di wilayah tersebut mengatakan hampir 31.000 warga Palestina telah terbunuh.
Perang ini dipicu serangan kilat Hamas pada 7 Oktober ke wilayah Israel selatan, yang menewaskan 1.200 orang dan membuat 253 lainnya disandera, menurut penghitungan Israel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News