Dikutip dari laman Anadolu Agency pada Minggu, 6 Desember 2020, demonstran menggelar aksi protes di berbagai wilayah di Israel, terutama di Yerusalem dan Tel Aviv.
Seperti sebelumnya, para pengunjuk rasa mendesak PM Netanyahu agar segera mundur dari jabatannya. Mereka menilai PM Netanyahu harus mundur karena terjerat dugaan korupsi dan juga dinilai gagal dalam menangani pandemi virus korona (covid-19) di Israel.
Aksi protes menentang PM Netanyahu ini merupakan kelanjutan dari beberapa demonstrasi serupa yang terjadi setiap akhir pekan.
Seorang pedemo berusia 82 tahun di Tel Aviv dikabarkan meninggal usai tertabrak sebuah mobil saat berlangsungnya unjuk rasa. Media lokal melaporkan bahwa korban, bernama Dror Soffer, adalah ayah dari CEO Facebook Israel, Adi Soffer-Teeni.
PM Netanyahu tengah menghadapi dugaan korupsi yang meliputi tuduhan penyuapan, pelanggaran kepercayaan, dan penipuan. Sejauh ini ia menolak semua tuduhan.
April lalu, PM Netanyahu membentuk sebuah pemerintahan kesatuan nasional dengan pemimpin oposisi Benny Gantz. Di bawah pemerintahan ini, Gantz menjadi PM alternatif Israel sekaligus juga Menteri Pertahanan.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Gantz mengaku sudah tidak percaya lagi kepada Netanyahu.
Gantz mengaku kesal karena gara-gara Netanyahu, pemerintahan Israel tak kunjung bisa menyepakati anggaran belanja untuk tahun depan.
"Kita akan menjalani pemilu lagi karena Netanyahu. Jika bukan karena dia, seharusnya sudah ada anggaran sejak lama. Negara tidak bisa menetapkan anggaran hanya untuk sepekan, Netanyahu telah menyia-nyiakan setengah tahun," tutur Gantz.
Baca: Gantz Mengaku Sudah Tak Percaya Lagi kepada Netanyahu
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News