Raja Salman Serang Iran di Sidang PBB
Fajar Nugraha • 24 September 2020 16:26
Hapus Hizbullah
Juru bicara misi PBB di Iran, Alireza Miryousefi, menolak apa yang disebutnya tuduhan tak berdasar.
"Pernyataan yang tidak konstruktif dan tidak beralasan dari pemimpin Arab Saudi hanya memperkuat kekuatan tertentu yang berniat menyebarkan perselisihan di antara negara-negara kawasan dengan tujuan menciptakan perpecahan permanen dan menjual lebih banyak senjata mematikan ke kawasan itu," kata Miryousefi.
Arab Saudi yang mayoritas Muslim Sunni dan Iran yang didominasi Syiah terkunci dalam beberapa perang proksi di wilayah tersebut. Termasuk di Yaman di mana koalisi yang dipimpin Arab Saudi telah memerangi gerakan Houthi yang berpihak pada Teheran selama lima tahun.
Riyadh menyalahkan Iran atas serangan terhadap fasilitas minyak kerajaan tahun lalu, namun tuduhan itu dibantah oleh Teheran. Iran membantah mempersenjatai kelompok-kelompok di Timur Tengah, termasuk Houthi, dan menyalahkan ketegangan regional pada Amerika Serikat dan sekutu Teluknya.
Lain halnya dengan Trump yang hanya membuat referensi sekilas ke Iran selama pidatonya di PBB pada Selasa, dengan fokus pada menyerang Tiongkok. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan kepada Sidang Majelis Umum PBB pada Selasa bahwa Washington tidak dapat memaksakan "negosiasi atau perang" di negaranya.
Negara-negara Teluk Arab juga telah khawatir dengan meningkatnya pengaruh sekutu Iran, Hizbullah, di Lebanon. Mereka menahan dukungan keuangan kepada pemerintah yang diperlukan untuk mengatasi krisis keuangan terburuk di Lebanon dalam beberapa dekade.
Raja Salman mengatakan ledakan mematikan di pelabuhan Beirut bulan lalu "terjadi sebagai akibat dari hegemoni Hizbullah atas proses pengambilan keputusan di Lebanon dengan kekuatan senjata." Pihak berwenang menyalahkan ledakan itu pada tumpukan amonium nitrat yang disimpan secara tidak aman di pelabuhan.
"Organisasi teroris ini harus dilucuti," kata Raja Salman.