Nyamuk Demam Berdarah. (CDC)
Nyamuk Demam Berdarah. (CDC)

Mesir Jadi Negara Bebas Malaria, Ini Strategi yang Dipakai

Riza Aslam Khaeron • 21 Oktober 2024 12:03
Jakarta: Mesir baru-baru ini berhasil menjadi negara bebas malaria setelah melalui berbagai upaya intensif dan terkoordinasi selama bertahun-tahun.
 
Sertifikasi ini diberikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada bulan Oktober 2024 setelah Mesir berhasil membuktikan bahwa tidak ada transmisi malaria lokal selama lebih dari tiga tahun berturut-turut. Berikut adalah perjalanan panjang Mesir menuju status bebas malaria.
 

Upaya dan Tantangan di Awal

Mesir Jadi Negara Bebas Malaria, Ini Strategi yang Dipakai
Gambar: Bendera Mesir. (Gianluigi Guercia/AFP)
 
Perjalanan Mesir untuk membasmi malaria dimulai sejak lama, bahkan jejak penyakit ini ditemukan pada mumi kuno Mesir, termasuk Tutankhamun.

Pada 1920-an, upaya awal pengendalian malaria dilakukan dengan mengurangi kontak manusia-nyamuk, salah satunya dengan melarang penanaman padi dan tanaman pertanian lainnya di dekat pemukiman.
 
Pada tahun 1930, malaria pun dijadikan sebagai penyakit wajib lapor, diikuti dengan pembukaan stasiun pengendalian malaria pertama di negara ini.
 
Pada masa Perang Dunia II, kasus malaria sempat meningkat drastis hingga mencapai lebih dari 3 juta kasus. Penyebaran nyamuk Anopheles arabiensis yang semakin luas, ditambah gangguan suplai medis dan layanan akibat perang, menjadi tantangan besar bagi Mesir.
 
Namun, berdasarkan WHO, dengan pendirian 16 divisi pengobatan dan perekrutan lebih dari 4.000 tenaga kesehatan, Mesir berhasil mengendalikan wabah tersebut.
 

Kolaborasi dan Kemenangan

Mesir Jadi Negara Bebas Malaria, Ini Strategi yang Dipakai
Gambar: Konstruksi Bendungan Aswan, 1965. (AFP/ADER EP)
 
Konstruksi Bendungan Aswan yang selesai pada 1969 juga sempat memunculkan risiko malaria baru. Pembangunan bendungan tersebut menciptakan genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
 
Mesir, dengan dukungan dari Sudan, meluncurkan langkah-langkah ketat untuk mengendalikan vektor malaria, termasuk surveilans kesehatan dan tindakan cepat dalam merespons wabah.
 
Pada 2014, Mesir berhasil menahan wabah kecil di Provinsi Aswan melalui identifikasi kasus secara dini, pengobatan cepat, serta pengendalian vektor dan edukasi masyarakat.
 
Pengobatan dan diagnosis malaria diberikan secara gratis kepada seluruh penduduk Mesir, termasuk bagi mereka yang berada di perbatasan.
 
Kemitraan lintas batas yang kuat dengan negara-negara tetangga, seperti Sudan, juga memainkan peran penting dalam mencegah kembalinya transmisi malaria di Mesir.
 

Pengakuan WHO

Pencapaian ini bukan hanya kemenangan bagi kesehatan publik Mesir, tetapi juga menjadi tanda harapan bagi seluruh dunia, khususnya negara-negara endemik malaria lainnya.
 
WHO akhirnya memberikan sertifikasi negara bebas malaria kepada Mesir setelah terbukti bahwa transmisi malaria oleh nyamuk Anopheles telah terputus selama setidaknya tiga tahun berturut-turut.
 
Hal ini menjadi bukti bahwa dengan visi, dedikasi, dan persatuan, tantangan besar seperti malaria bisa diatasi.
 
"Dengan keberhasilan ini, Mesir membuktikan bahwa dengan visi, dedikasi, dan persatuan, kita bisa mengatasi tantangan terbesar sekalipun," ujar Dr. Hanan Balkhy, Direktur Regional WHO untuk Mediterania Timur, 20 Oktober 2024 di laman resmi WHO.
 
Baca Juga:
Masyarakat Diminta Mulai Waspada Lagi Penyakit Malaria
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan