Dalam sebuah pernyataan gabungan dalam dialog di Kairo, Hamas dan Fatah menyepakati waktu penyelenggaraan pemilu.
"Hamas dan Fatah berkomitmen menghormati serta menerima hasil pemilu," ujar pernyataan keduanya, dilansir dari laman France 24 pada Selasa, 9 Februari 2021.
Kedua faksi menyepakati pembentukan sebuah "pengadilan elektoral" yang memiliki wewenang eksklusif atas proses pemilu Palestina. Pengadilan itu juga berwenang menangani apapun kasus yang mungkin muncul dalam pemilu.
Pemilu parlemen dan pilpres Palestina masing-masing dijadwalkan berlangsung pada 22 Mei dan 31 Juli mendatang.
Dianggap sebagai grup teroris oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat, Hamas menang telak dalam pemilu Palestina pada 2006. Kemenangan tersebut tidak diakui oleh Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas dari faksi Fatah.
Baca: Fatah dan Hamas Bersatu Protes Normalisasi Hubungan UEA-Israel
Perseteruan mengenai hasil pemilu berujung bentrokan berdarah satu tahun setelahnya. Perseteruan juga memecah-belah internal Palestina.
Sejak saat itu, Fatah menjalankan PA di Tepi Barat, sementara Hamas berkuasa di Jalur Gaza. Dewan Legislatif Palestina belum pernah lagi bertemu sejak 2007. Berbagai upaya rekonsiliasi Hamas dan Fatah selalu berujung gagal.
Dalam sambungan telepon pada Selasa malam, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh berterima kasih kepada Abbas atas dukungannya dalam dialog di Kairo. Menurut laporan media WAFA, Haniyeh berharap pemilu mendatang akan berlangsung sukses demi berakhirnya perpecahan internal Palestina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id