Dilansir dari ABC News, Senin, 11 Oktober 2021, Bouden melakukan pengangkatan menteri guna mengisi kekosongan di kabinet. Sekitar 11 pekan lalu, Saied telah membubarkan pemerintahan secara mendadak dan membekukan parlemen.
Para pengkritik menilai langkah yang dilakukan Saied dapat disebut sebagai kudeta. Mencoba membuka lembaran baru, Bouden menegaskan pemerintahannya akan fokus memerangi praktik korupsi.
Kabinet baru Tunisia disebut memiliki 10 perempuan, termasuk Leila Jaffel di Kementerian Kehakiman dan Sihem Boughdiri Nemseya yang diangkat kembali sebagai menteri keuangan. Jumlah yang cukup banyak ini belum pernah terjadi sebelumnya di Tunisia
Sebelumnya, Saied disebut telah menjanjikan pemerintahan baru di bulan Juli. Namun, ia justru menangguhkan sebagian konstitusi pada 22 September lalu, dan melanjutkan kekuasaan dengan hanya bermodal dekrit.
Pemimpin berusia 63 tahun ini pun berpendapat, Tunisia yang dilanda pandemi sedang dalam krisis dan tindakan yang dilakukannya hanya bersifat sementara.
Langkah Saied telah memicu gelombang protes yang diikuti ribuan orang dalam beberapa pekan terakhir.
Baca: Ribuan Warga Tunisia Kecam Rencana Perluasan Kekuasaan Presiden
(Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News