Menurut laporan kantor berita Wafa, tahanan yang dibebaskan ke arah Tepi Barat berasal dari Ofer. Sementara tahanan Palestina yang dipulangkan ke Yerusalem Timur telah dibebaskan dari penjara Moscovia.
Sejauh ini, total 150 perempuan dan anak-anak Palestina telah dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata dengan Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Jalur Gaza.
Pembebasan 33 tahanan ini dilakukan usai Hamas membebaskan sebelas sandera di hari terakhir gencatan senjata. Pembebasan dari penjara Israel sempat tertunda beberapa jam dari waktu yang ditetapkan.
Berbicara dari Ramallah di Tepi Barat, Nida Ibrahim dari Al Jazeera mengatakan bahwa banyak warga Palestina meyakini penundaan pembebasan tahanan Palestina merupakan kesengajaan Israel untuk mencegah perayaan.
"Orang-orang di sini percaya bahwa penundaan itu disengaja untuk mencegah kejadian yang kita lihat dalam tiga hari terakhir, yaitu pemandangan di mana warga Palestina menggendong para tahanan di pundak, dan menyambut kedatangan mereka bak pahlawan di Tepi Barat," kata Ibrahim.
Penundaan yang lama, cuaca dingin dan meningkatnya ketidakamanan bagi warga Palestina di Tepi Barat mungkin juga mengakibatkan lebih sedikit orang yang datang untuk menyambut para tahanan yang dibebaskan kali ini, lanjut dia.
“Banyak keluarga yang tidak dapat datang dari Jenin, dari Nablus, dan dari berbagai tempat di Tepi Barat. Hal ini menjadi lebih sulit sejak tanggal 7 Oktober dengan meningkatnya pos pemeriksaan keamanan Israel serta meningkatnya serangan pemukim terhadap warga Palestina," lapor Ibrahim.
Sementara itu, Israel dan Hamas telah sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua hari ke depan. Konfirmasi perpanjangan disampaikan Qatar selaku mediator perjanjian.
Baca juga: Hamas-Israel Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata Selama Dua Hari
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News