Benjamin Briere ditangkap pada Mei 2020 setelah mengambil foto di taman nasional Iran dengan menggunakan drone rekreasi. Pengacara dan keluarganya menyebut Iran menahan Briere sebagai sandera.
Pengacara Brierre yang berbasis di Paris, Philippe Valent, mengatakan bahwa kasus ini telah dijadikan semacam instrumen untuk kepentingan tertentu oleh otoritas Iran.
"Ini mengejutkan dan dramatis," katanya kepada AFP, Rabu, 29 Juni 2022.
Ia juga menekankan bahwa putusan itu bertepatan dengan dimulainya kembali negosiasi antara Iran dan negara-negara Barat mengenai program nuklir 2015.
Pengadilan banding menjelaskan keputusan pengukuhan vonis dengan mengatakan bahwa Briere merupakan "agen negara musuh." Penjelasan itu diterjemahkan oleh pengacara Briere lainnya yang ada di Iran.
Briere, 36, dinyatakan bersalah atas tuduhan spionase dan propaganda terhadap sistem Iran. Ia telah mengajukan banding.
Vonis Briere diputuskan ketika Iran dan negara-negara Barat berusaha mencapai kesepakatan dalam pembicaraan di Wina tentang mengembalikan kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Kepala negosiator dari Amerika Serikat (AS) dan Iran memulai pembicaraan tidak langsung di Qatar pada Selasa, untuk mencoba mengatasi hambatan-hambatan apa saja terkait pemulihan JCPOA.
Selama persidangan, saudari Briere, Blandine, mengatakan kepada AFP bahwa saudara laki-lakinya adalah "sandera politik" yang menjadi sasaran "parodi keadilan."
Kementerian Luar Negeri Prancis menyebut putusan itu sebagai sesuatu yang "tidak dapat diterima," dengan mengatakan bahwa Briere hanyalah seorang "turis."
Iran menegaskan bahwa semua orang asing yang ditahan akan diadili sesuai hukum domestik. Namun Teheran juga berulang kali menyatakan kesiapan mereka untuk melakukan skema pertukaran tahanan. (Kaylina Ivani)
Baca: Khamenei: Jangan Kaitkan Masa Depan Iran dengan Dialog Nuklir JCPOA
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News