Jenewa: Hampir 130.000 orang di wilayah Tanduk Afrika (Horn of Africa) "berhadapan dengan maut" di saat tengah menghadapi bencana kelaparan, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut WHO, sekitar 48 juta orang di Tanduk Besar Afrika -- Djibouti, Ethiopia, Kenya, Somalia, Sudan Selatan, Sudan, dan Uganda -- menghadapi kerawanan pangan di tingkat yang cukup rawan.
Dari jumlah tersebut, enam juta menghadapi tingkat darurat kerawanan pangan, dan 129.000 berada pada tingkat terburuk, yaitu level bencana.
"Mereka menghadapi kelaparan dan sedang menatap langsung ke arah kematian," kata Liesbeth Aelbrecht, manajer insiden WHO untuk krisis kesehatan di Tanduk Besar Afrika.
Ia menyebut bahwa dari 129.000 orang, 96.000 berada di Somalia dan 33.000 di Sudan Selatan.
"Sebagian besar wilayah sedang berjuang melawan kekeringan terburuk dalam setidaknya 40 tahun, sementara bagian lain terkena banjir, menyebabkan kelaparan yang meluas," ujar Aelbrecht kepada awak media di Jenewa melalui tautan video dari Nairobi.
"Kami melihat lonjakan wabah penyakit dan jumlah anak kurang gizi tertinggi dalam beberapa tahun," ungkap dia, dikutip dari Radio Tamazuj, Minggu, 12 Maret 2023.
Aelbrecht mengatakan bahwa frekuensi penyakit-penyakit ini dapat dikaitkan langsung dengan peristiwa iklim ekstrem.
Tanduk Afrika merupakan salah satu wilayah paling rentan terhadap perubahan iklim, dengan berbagai krisis yang semakin sering dan intens.
Lima musim hujan yang gagal berturut-turut di Tanduk Afrika telah menyebabkan kematian jutaan ternak, kerusakan tanaman, dan memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka untuk mencari air dan makanan di tempat lain.
"Dengan perubahan iklim yang sekarang menjadi kenyataan, kita harus bersiap menghadapi keadaan darurat seperti itu dengan frekuensi yang semakin meningkat," sebut Aelbrecht.
"Untuk saat ini, diperlukan sumber daya untuk mencegah penyakit dan kematian yang meluas," sambungnya. Tahun ini, WHO meminta USD178 juta untuk mengantisipasi hal tersebut.
Baca juga: PBB: Naiknya Harga Global Dapat Memicu Kelaparan di Dunia
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id