Dilansir dari Asharq Al-Awsat, Senin, 8 November 2021, Liga Arab menyerukan sejumlah partai di Sudan untuk tetap berpegang teguh pada proses transisi demokrasi, setelah militer mengambil alih kekuasaan melalui kudeta pada Oktober lalu.
Sabtu kemarin, Liga Arab mengaku akan segera mengirim delegasi tingkat tinggi ke Sudan.
Aksi protes masyarakat Sudan menolak inisiatif internasional mengenai skema pembagian kekuasaan dengan militer. Para demonstran menilai inisiatif tersebut sebagai sebuah kemunduran.
Demonstran menegaskan bahwa apa yang mereka inginkan adalah pembentukan pemerintahan sipul menuju transisi demokrasi.
Militer Sudan merebut kekuasaan pada 25 Oktober lalu. Mereka membubarkan pemerintahan transisi dan menangkap puluhan pejabat pemerintah serta jajaran politisi pimpinan Perdana Menteri Abdalla Hamdok.
Kudeta Sudan disambut kecaman internasional dan protes secara besar-besaran di berbagai jalanan Khartoum, dan di tempat lain di Sudab, negara dengan total populasi 43,85 juta jiwa.
Beberapa hari lalu, Burhan memerintahkan pembebasan empat menteri sipil yang ditahan sejak kudeta. :angkah itu dilakukan saat militer Sudan mengatakan, pembentukan pemerintahan baru 'sudah dekat.'
Baca: Militer Sudan Perintahkan Pembebasan Empat Menteri Sipil
Jajaran diplomat negara Barat menyerukan pemulihan jabatan PM Hamdok. Sementara kekuatan di dunia Arab seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mendesak agar transisi menuju demokrasi di Sudan segera dipulihkan. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News