Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) dan IAEA telah mencapai konsensus bahwa interaksi mereka harus dilakukan "dalam semangat kolaborasi dan sepenuhnya sesuai dengan kompetensi hak dan kewajiban IAEA dan Iran," ungkap pernyataan gabungan kedua pihak pada Sabtu kemarin.
Iran juga menyatakan kesiapan memberikan lebih banyak "informasi dan akses" untuk mengatasi kekhawatiran IAEA terkait masalah pengamanan, termasuk dugaan "jejak uranium" yang ditemukan di tiga situs nuklir.
Mengutip dari laman Xinhua, Minggu, 5 Maret 2023, pernyataan gabungan itu juga mencatat bahwa pertemuan teknis antara IAEA dan AEOI akan segera berlangsung di Teheran untuk menyelesaikan "modalitas" kerja sama mereka.
Grossi tiba di Teheran pada Jumat kemarin, dan mengadakan pembicaraan dengan sejumlah pejabat senior Iran, termasuk Presiden Ebrahim Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian, dan Presiden AEOI Mohammad Eslami.
Raisi, yang bertemu Grossi pada Sabtu kemarin, mengharapkan IAEA untuk mengadopsi pendekatan "profesional" terkait isu nuklir Iran dan mencegah negara-negara tertentu dalam mempengaruhi keputusan pengawas nuklir, menurut laporan di situs kantor kepresidenan.
Negara-negara seperti Israel dan Amerika Serikat (AS) menggunakan masalah nuklir sebagai "alasan" untuk lebih menekan rakyat Iran, kata Raisi. Ia mengulang pernyataan sebelumnya bahwa AS adalah pihak yang melanggar JCPOA -- kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia.
Iran telah memiliki kerja sama "tingkat tertinggi" dengan IAEA, dan mengharapkan badan tersebut untuk mengatakan kebenaran tentang program nuklir Iran dan komitmen negara tersebut terhadap regulasi.
Sementara itu, Amir-Abdollahian mengatakan dalam pertemuannya dengan Grossi bahwa Iran secara tegas bertekad untuk secara teknis menyelesaikan masalah pengamanan situs nuklir secepat mungkin.
Grossi menekankan pentingnya menggunakan diplomasi dan dialog untuk penyelesaian masalah, menyambut inisiatif apa pun yang akan membantu dialog Wina membuat kemajuan dan membuahkan hasil.
Dalam beberapa bulan terakhir, IAEA mengkritik Iran karena kurangnya kerja sama dengan badan tersebut.
November tahun lalu, Dewan Gubernur IAEA mengeluarkan resolusi yang diusulkan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman yang meminta Iran untuk bekerja sama dengan penyelidik badan tersebut terkait ditemukannya "jejak uranium."
Iran telah berulang kali menolak tuduhan tersebut dan menekankan sifat damai dari program nuklirnya.
Baca juga: AS Sebut Iran Mampu Buat Bahan Baku Bom Nuklir Selama 12 Hari
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id