Pemimpin IDF, Herzi Halevi (Kiri) dan Pasukannya. (Sumber: IDF)
Pemimpin IDF, Herzi Halevi (Kiri) dan Pasukannya. (Sumber: IDF)

IDF Buka Kemungkinan Israel Invasi Darat ke Lebanon

Riza Aslam Khaeron • 26 September 2024 06:19
Tel Aviv: Pemimpin Pasukan Keamanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan bahwa militer Israel sedang bersiap untuk melancarkan invasi darat ke wilayah Lebanon.
 
"Kamu bisa mendengar pesawat diatas, kita sudah menyerang sepanjang hari untuk mempersiapkan area dimana kemungkinan kalian akan memasuki wilayah Lebanon dan terus menghantam Hizbollah," ujar Halevi kepada para tentara, Rabu, 25 September 2024.
 
Herzi mengatakan kepada para tentara bahwa Hizbollah akan "menerima respons kuat" dari Israel dikarenakan serangan misil Hizbullah ke Tel Aviv pada hari Rabu, yang berhasil dicegat oleh militer Israel.

Berdasarkan keterangan Hizbullah, misil tersebut ditargetkan menuju gedung badan Intelijen Israel, Mossad, yang telah disalahkan Hizbollah atas ledakan pager dan walkie talkie yang membunuh 42 orang dan 3500 lainnya luka-luka.
 
Namun, berdasarkan keterangan IDF, misil tersebut diarahkan terhadap area warga sipil di Tel Aviv, bukan gedung Mossad, sebelum dicegat oleh pertahanan Israel.
 
"Hari ini (25 September) kita akan melanjutkan serangan, kita tidak akan berhenti, kita akan terus menyerang dan terus menyerang mereka dimanapun. Tujuannya cukup jelas, untuk mengembalikan warga dari Utara (Israel) yang terlantar kembali dengan aman," lanjut Halevi.
 
Pernyataan ini berbeda dengan pernyataan Duta Israel untuk PBB pada pertemuan Majelis Umum PBB hari Rabu Danny Dannon, dimana dia mengatakan "Israel tidak menginginkan invasi darat,".
 

Kemungkinan Perang Skala Penuh Lebih Besar


Ketika Israel bersiap untuk invasi darat ke Lebanon, para diplomat di seluruh dunia mencoba untuk melakukan de-eskalisasi kedua negara, termasuk Perancis dan Amerika Serikat (AS) yang saat ini dikabarkan sedang merancang kesepakatan gencatan senjata untuk kedua negara.
 
Amerika Serikat terutama, menyatakan sebelumnya bahwa mereka tidak mendukung operasi Israel untuk melancarkan invasi darat ke Lebanon.
 
"Kami ingin mencegah terjadinya perang daratan," ujar pejabat atas AS, melansir Axios.
 
Namun, berdasarkan Axios, setelah serangan pager minggu lalu beberapa pejabat AS menyatakan bahwa pengaruh negara adidaya tersebut dalam pengambilan keputusan Israel sekarang menjadi "terbatas".
 
Seperti yang ditunjukkan Al-Jazeera, menjelang serangan pager yang membunuh anggota-anggota Hizbullah dan setidaknya 1500 anggota menjadi tidak aktif karena luka yang dialami serta pembunuhan beberapa komandan Hizbullah dalam serangan udara Israel beberapa hari ini, momentum konflik kedua negara sekarang miring kearah Israel.
 
"Perang skala penuh terlihat lebih dekat daripada ketika tahun lalu," tulis Al-Jazeera, 25 September 2024.
 
Berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan Lebanon, 72 orang tewas dan 223 orang lainnya luka-luka dalam serangan Israel ke Lebanon hari Rabu. Total kematian dari sisi Lebanon mencapai setidaknya 641 korban jiwa.
 
Baca Juga:
Tiga Negara Arab Bersatu Kecam Serangan Israel ke Lebanon
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan