Serangan Israel ke Gaza tewaskan 40 ribu jiwa. (AFP)
Serangan Israel ke Gaza tewaskan 40 ribu jiwa. (AFP)

40 Ribu Sudah Warga Gaza yang Tewas Oleh Israel

Marcheilla Ariesta • 16 Agustus 2024 08:41
Gaza: Perang Israel yang tak henti-hentinya di Gaza telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina. Sebanyak 16.456 diantaranya anak-anak dan lebih dari 11.000 perempuan.
 
Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan tonggak sejarah yang suram itu. Dilansir dari Al Jazeera, Jumat, 16 Agustus 2024, angka tersebut kemungkinan besar kurang dari jumlah sebenarnya karena masih ada 10 ribu warga Palestina hilang.
 
"Dapatkah Anda bayangkan apa artinya 40.000? Itu adalah angka bencana yang tidak dapat dibayangkan oleh dunia," Aseel Matar, seorang wanita Palestina di Gaza.

"Meskipun demikian, dunia melihat, menyadari, mendengar, dan mengawasi kami setiap hari, setiap menit, tetapi tetap diam, dan kami tidak berdaya. Kami kelelahan, kami tidak punya energi lagi," sambung dia.
 
Tak lama setelah pengumuman kementerian tentang jumlah korban tewas, putaran baru perundingan gencatan senjata yang bertujuan untuk menghentikan perang dimulai di ibu kota Qatar, Doha, pada Kamis sore. Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat menjadi penengah dalam perundingan berisiko tinggi tersebut, yang dihadiri oleh pejabat tinggi Israel.
 
PBB mengatakan pemboman Israel telah merusak atau menghancurkan dua pertiga bangunan di seluruh Jalur Gaza.
 
"Hari ini menandai tonggak sejarah yang suram bagi dunia," kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk.
 
"Situasi yang tak terbayangkan ini sebagian besar disebabkan oleh kegagalan berulang kali oleh (militer Israel) untuk mematuhi aturan perang," ucapnya.
 
Serangan gencar Israel di Gaza, yang menjadi subjek tuduhan genosida di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ), telah menyebabkan lebih dari 90 persen penduduk Jalur Gaza mengungsi dan menciptakan bencana kemanusiaan, yang diperburuk oleh penolakan Israel yang meluas atas bantuan kemanusiaan penting ke Gaza.
 
Meskipun ICJ memerintahkan Israel untuk mengizinkan bantuan bagi Gaza, Juli menandai tingkat bantuan terendah yang masuk ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023, ketika perang dimulai menyusul serangan Hamas ke Israel selatan yang menewaskan lebih dari 1.100 orang, banyak dari mereka adalah warga sipil Israel.
 
Di tengah kondisi yang memburuk, kelaparan dan penyakit mematikan seperti polio telah menyebar di Gaza.
 
“Kita membutuhkan gencatan senjata, bahkan gencatan senjata sementara untuk berhasil melaksanakan serangan ini. Jika tidak, kita berisiko menyebarkan virus lebih jauh, termasuk lintas batas,” kata Hanan Balkhy, direktur regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
 
Jumlah korban tewas yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan bersifat konservatif, dengan sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet pada bulan Juli menyatakan bahwa angka tersebut dapat mencapai setinggi 186.000 orang, suatu angka yang akan mewakili sekitar 8 persen dari seluruh populasi Gaza.
 
Pasukan Israel telah menargetkan sekolah, pekerja kemanusiaan, fasilitas medis, dan tempat penampungan PBB selama perang, termasuk beberapa yang menampung banyak orang terlantar. Israel menyatakan bahwa fasilitas tersebut digunakan oleh Hamas untuk tujuan militer, tetapi klaim tersebut seringkali tidak memiliki bukti.
 
Dalam 10 hari pertama bulan ini saja, Israel menyerang sedikitnya lima sekolah di seluruh Gaza, menewaskan lebih dari 150 orang.
 
Baca juga: 40 Ribu Lebih Warga Palestina Terbunuh dalam Serangan Israel ke Gaza
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan