Pemerintah Ethiopia berulang kali membantah telah menyerang warga sipil dalam konflik melawan pemberontak Tigray yang sudah berlangsung selama 14 bulan.
Dilansir dari The Sydney Morning Herald, Minggu, 9 Januari 2022, juru bicara Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) menuduh Pemerintah Ethiopia berada di balik serangan udara tersebut.
"Kelanjutan serangan drone oleh Abiy Ahmed menghantam kamp IDP di Dedebit, yang sejauh ini telah menewaskan 56 warga sipil tak berdosa," kata juru bicara TPLF, merujuk pada nama Perdana Menteri Ethiopia. Sementara IDP adalah singkatan dari Internally Displaced People, atau orang yang telantar di negara mereka sendiri.
Menurut keterangan dua relawan kemanusiaan yang menolak disebutkan namanya, serangan udara di kota Dedebit di wilayah Tigray dekat perbatasan Eritrea terjadi pada Jumat malam. Keduanya mengatakan bahwa angka korban tewas telah dikonfirmasi otoritas lokal.
Salah satu relawan, yang mengunjungi rumah sakit umum Shire Suhul, mengatakan bahwa kamp yang terkena serangan udara dihuni banyak anak-anak dan perempuan lanjut usia.
Sementara itu pada Jumat lalu, Pemerintah Ethiopia telah membebaskan beberapa tokoh oposisi dari penjara, dan mengaku akan memulai dialog dengan lawan politik untuk mempercepat rekonsiliasi. Ethiopia ingin semua kubu di pemerintah pusat bersatu dalam menghadapi ancaman pemberontak Tigray.
Pasukan federal Ethiopia berperang dengan pemberontak Tigray pada November 2020. Sejak perang itu meletus, muncul berbagai dugaan kekejian yang dilakukan kedua kubu. Namun keduanya berulang kali membantah tudingan semacam itu.
Baca: Sudan Tuduh Ethiopia Bunuh Sejumlah Prajurit di Perbatasan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News