Dalam pernyataan yang diunggah di media sosial X, Arab Saudi menolak mentah-mentah upaya Israel ini yang sengaja ingin mengusir warga Palestina dari rumah mereka di Gaza.
Negeri Petro Dolar juga menegaskan kembali seruan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
"Pelanggaran yang terus berlanjut terhadap hukum internasional dan hukum humaniter internasional ini menegaskan perlunya segera menggelar rapat Dewan Keamanan PBB untuk mencegah Israel menyebabkan bencana kemanusiaan," bunyi pernyataan Kemenlu Arab Saudi, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu, 10 Februari 2024.
Kecaman Arab Saudi dilontarkan usai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer untuk bersiap memasuki kota Rafah yang merupakan perbatasan di Jalur Gaza, Palestina. Padahal, sudah ada peringatan dari berbagai pihak untuk tidak melakukan serangan ke sana.
Perintah tersebut dilakukan Netanyahu usai menolak proposal gencatan senjata yang diajukan Hamas. Netanyahu mengatakan, proposal dari Hamas itu memiliki persyaratan ‘aneh’.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken juga memperingatkan bahaya jika Israel terus menggempur Gaza, terutama Rafah. Pasalnya, dampaknya akan sangat luar biasa bagi rakyat Gaza.
Sejak serangan 7 Oktober lalu, agresi Israel di Gaza telah menewaskan hampir 28 ribu jiwa. Lebih dari 70 persen korban tewas adalah anak-anak dan perempuan.
Tak hanya itu, lebih dari 67 warga Palestina juga terluka akibat bombardir Israel di Gaza.
Baca juga: Siap Lawan Israel, Mesir Kerahkan 40 Tank di Rafah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News