Serangan tersebut menghancurkan sebuah kamp yang menampung banyak pengungsi Palestina, dengan angka korban tewas mencapai setidaknya 45 orang -- sebagian di antaranya perempuan, anak-anak dan orang lanjut usia.
Gempuran terbaru Israel semakin menambah kecaman internasional terhadap Tel Aviv atas perangnya melawan kelompok pejuang Palestina Hamas di Gaza. Bahkan, para sekutu terdekat Israel pun menyatakan kemarahan mereka atas tingginya angka kematian warga sipil.
Israel bersikeras bahwa mereka mematuhi hukum internasional, di tengah pengawasan ketat sejumlah pengadilan tinggi dunia. Mahkamah Internasional (ICJ) telah menuntut Israel agar segera menghentikan serangan di Rafah.
Netanyahu tidak merinci "kesalahan tragis" tersebut. Militer Israel awalnya mengatakan mereka telah melakukan serangan udara "secara tepat" terhadap kompleks Hamas, yang menewaskan dua petinggi kelompok tersebut. Ketika rincian mengenai serangan di Rafah terungkap, militer Israel mengatakan telah membuka penyelidikan atas kematian warga sipil.
Serangan pada Senin kemarin itu tampaknya menjadi salah satu yang paling mematikan sejauh ini sejak Oktober 2023, menjadikan jumlah korban tewas di kalangan warga Palestina melampaui 36.000 jiwa, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak membedakan antara kematian pejuang Hamas dan warga sipil dalam perhitungannya.
"Meski kami berupaya semaksimal mungkin untuk tidak menyakiti warga sipil yang tidak bersalah, tadi malam telah terjadi kesalahan tragis," kata Netanyahu dalam pidatonya di parlemen Israel.
"Kami sedang menyelidiki insiden tersebut, dan akan mendapatkan kesimpulan karena ini adalah kebijakan kami," sambungnya, melansir dari laman The Sydney Morning Herald, Selasa, 28 Mei 2024.
Jeritan Anak-Anak
Mohammed Abuassa, yang bergegas ke tempat kejadian di lingkungan barat laut Tel al-Sultan, mengatakan bahwa tim penyelamat telah "mengevakuasi banyak jenazah dalam kondisi memprihatinkan.""Kami mengeluarkan jenazah anak-anak. Kami juga menarik keluar orang-orang muda dan lanjut usia. Kebakaran di kamp itu sangat mengerikan," ucap Abuassa.
Setidaknya 45 orang tewas, menurut Kementerian Kesehatan Gaza dan layanan penyelamatan Bulan Sabit Merah Palestina. Kementerian mengatakan korban tewas termasuk sedikitnya 12 wanita, delapan anak-anak dan tiga orang lanjut usia. Terdapat tiga jenazah lainnya yang terbakar hingga tak dapat dikenali lagi.
"Malam itu kami berdoa, dan kami menyiapkan tempat tidur untuk anak-anak. Tidak ada yang aneh. Lalu kami mendengar suara yang sangat keras, dan kebakaran terjadi di sekitar kami," tutur Umm Mohamed Al-Attar, seorang ibu Palestina di kamp Rafah.
"Semua anak mulai menjerit. Suaranya sangat menakutkan," sambungnya.
Baca juga: Balas Roket Hamas, Serangan Udara Israel Tewaskan 35 Orang di Rafah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News