"Kedua menteri sepakat melanjutkan konsultasi antar dua negara dan Otoritas Palestina dalam mengeksplorasi cara untuk keluar dari kebuntuan proses perdamaian," ujar keterangan Kemenlu Mesir, dikutip dari laman Xinhua pada Senin, 31 Mei 2021.
Pembicaraan Shoukry dan Ashkenazi juga membahas masalah fasilitasi rekonstruksi Gaza terkait serangan udara Israel yang memicu kerusakan masif terhadap infrastruktur. Mesir telah mengalokasikan USD500 juta untuk rekonstruksi Gaza.
Baca: WHO Serukan Akses Bantuan Medis Tanpa Gangguan ke Jalur Gaza
Kunjungan Ashkenazi ke Mesir terjadi 10 hari usai disepakatinya gencatan senjata antara pasukan Israel dan kelompok Hamas. Pertempuran kedua kubu yang berlangsung selama 11 hari telah menewaskan 248 warga Palestina dan 12 dari kubu Israel.
Ini merupakan kunjungan perdana seorang menlu dari Israel ke Mesir sejak 2008. Sementara dari Mesir, kunjungan Shoukry ke Israel pada 2016 merupakan yang pertama sejak 2007.
Selama pertemuan, Shoukry menyerukan diambilnya langkah-langkah lanjutan untuk memperkuat gencatan senjata Gaza. Ia juga meminta Israel mengupayakan terciptanya sebuah atmosfer kondusif demi memulihkan jalan proses perdamaian.
Selain itu, Shoukry juga menekankan kembali posisi Mesir dalam mendukung berdirinya negara independen dan berdaulat Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya berdasarkan perbatasan 1967.
Shoukry juga merujuk Solusi Dua Negara (Two-State Solution) sebagai "satu-satunya cara dalam mencapai perdamaian abadi serta stabilitas dan keamanan kawasan." Ia menekankan bahwa masyarakat Palestina berhak menentukan nasib mereka sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News