WHO mengatakan 30 fasilitas kesehatan di Gaza telah rusak, termasuk klinik utama Al-Shawa. Saat ini Gaza diestimasi hanya memiliki sekitar 46 persen obat-obatan esensial dan 33 persen pasokan medis.
Sejumlah staf WHO yang belakangan ini mengunjungi Gaza mengingatkan bahwa kerusakan infrastruktur pembuangan telah memicu penumpukan air limbah yang dibuang ke laut. WHO menegaskan, hal tersebut dapat memicu krisis kesehatan dan polusi lingkungan.
Juru bicara WHO Fadela Chaib mengatakan, perlintasan perbatasan antara Israel dan Gaza harus dibuka agar akses bantuan kemanusiaan dapat disalurkan ke wilayah Palestina.
"Kami menyerukan akses tanpa gangguan untuk penyaluran bantuan kemanusiaan dan pasokan barang-barang esensial ke Gaza. Kami juga menyerukan pembukaan akses bagi pasien rujukan agar bisa keluar dari Gaza," ucap Chaib, dilansir dari laman Voice of America pada Sabtu, 29 Mei 2021.
"Saat ini ada sekitar 600 pasien rujukan yang tidak bisa keluar karena penutupan perlintasan," sambungnya.
Chaib mengatakan 600 orang itu perlu dirawat di rumah sakit yang memiliki fasilitas lebih lengkap di luar Gaza. Sebagian dari 600 pasien itu adalah penderita kanker dan mereka yang terluka dalam pertempuran kemarin.
Mengenai pasokan medis untuk Gaza, WHO juga menyerukan penggalangan dana hingga USD7 juta hingga enam bulan ke depan.
Baca: Pria Palestina Tewas Ditembak dalam Protes Permukiman Tepi Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News