Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. Foto: AFP.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. Foto: AFP.

Presiden Afsel Kutuk Kerusuhan Politik yang Tewaskan 32 Orang

Marcheilla Ariesta • 13 Juli 2021 16:51
Johannesburg: Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengutuk kerusuhan berdarah yang menewaskan setidaknya 32 orang. Kerusuhan terjadi akibat massa pendukung Jacob Zuma tidak terima mantan presiden mereka ditahan.
 
"Tindakan kekerasan publik seperti ini jarang terlihat dalam sejarah demokrasi kita," tegas Ramaphosa, dilansir dari BBC, Selasa, 13 Juli 2021.
 
Serangkaian foto dari wilayah Durban di KwaZulu-Natal memperlihatkan toko-toko diserbu dan dibakar massa. Di Johannesburg, para penjarah terlihat mengambil televisi, oven, microwave, dan barang-barang lainnya.

"Apa yang kita saksikan sekarang adalah tindakan kriminalitas oportunistik. Sekelompok orang menghasut kekacauan dan menggunakannya sebagai kedok untuk menjarah dan mencuri," ucap Ramaphosa.
 
"Tidak ada alasan politik yang dapat membenarkan kekerasan dan kehancuran yang kita lihat di beberapa bagian wilaya KwaZulu-Natal dan Gauteng," imbuhnya.
 
Baca juga: Rusuh Penahanan Mantan Presiden Afrika Selatan, 10 Orang Tewas
 
Bentrokan ini berdampak langsung terhadap upaya vaksinasi Covid-19 di Afsel. Beberapa situs vaksinasi dilaporkan rusak, dan banyak peralatan medis yang dijarah.
 
"Beberapa situs bahkan terpaksa ditutup karena masalah keamanan," demikian dilaporkan media AFP.
 
Zuma diadili atas tuduhan korupsi. Dia mengaku tidak bersalah bulan lalu dalam kasus yang melibatkan kesepakatan senjata senilai USD5 miliar dari tahun 1990-an.
 
Pendukungnya berpendapat dia adalah korban perburuan penyihir politik, yang diatur oleh sekutu Ramaphosa.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan