"Kami mendukung masyarakat Afghanistan. Pemerintahan selalu berganti. Apa yang tersisa di Afghanistan adalah sebuah negara," kata Khamenei, dikutip dari laman CGTN, Minggu, 29 Agustus 2021.
Khamenei menegaskan bahwa Afghanistan adalah "negara saudara" Iran yang harus terus dibantu, terutama sejak berkuasanya kelompok Taliban pada 15 Agustus lalu. Afghanistan belum membentuk pemerintahan apapun, dan Iran bertekad untuk berkontribusi dalam menstabilkan kondisi di negara tersebut.
Menurut Khamenei, kondisi buruk yang menimpa Afghanistan dalam 20 tahun terakhir adalah kesalahan Amerika Serikat. Ia menyebut Washington sebagai "sumber dari penderitaan Afghanistan."
AS menginvasi Afghanistan pada 2001, mengakhiri kekuasaan Taliban. Peperangan pun tak terhindarkan, karena Taliban memandang AS sebagai pasukan penjajah dan menganggap pemerintahan Afghanistan sebagai boneka Negeri Paman Sam.
Sebelumnya pada pekan ini, Kementerian Luar Negeri Iran menyerukan dibentuknya pemerintahan komprehensif di Afghanistan.
Juru bicara Kemenlu Iran, Saeed Khatibzadeh, meminta semua pihak di Afghanistan untuk "mengatasi berbagai perbedaan, menahan diri, dan mengedepankan dialog."
Di Kabul, Taliban mengaku sedang bersiap membentuk sebuah pemerintahan sementara yang bersifat inklusif di Afghanistan. Nantinya, pemerintahan ini akan diisi jajaran tokoh dari semua etnis di Afghanistan.
Rencana tersebut disampaikan beberapa sumber Taliban kepada kantor berita Al-Jazeera pada Jumat kemarin. Taliban mengaku telah mengantongi sejumlah nama, namun tidak menyebutkan identitas mereka maupun detail seputar berapa lama masa jabatan pemerintahan sementara tersebut.
Baca: Kantongi Sejumlah Nama, Taliban Bersiap Bentuk Pemerintahan Inklusif
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id