Vaksin Pfizer-BioNTech efektif hingga 85 persen pada dosis pertama. Foto: AFP
Vaksin Pfizer-BioNTech efektif hingga 85 persen pada dosis pertama. Foto: AFP

Studi Israel Sebut Dosis Pertama Pfizer Efektif Hingga 85 Persen

Marcheilla Ariesta • 19 Februari 2021 15:55
Tel Aviv: Dosis pertama vaksin virus korona (covid-19) buatan Pfizer dilaporkan efektif 85 persen. Hal ini disampaikan dalam sebuah penelitian terhadap petugas perawatan kesehatan di rumah sakit Israel.
 
Temuan tersebut dilakukan Pusat Medis Sheba. Hal ini diungkapkan sehari setelah para peneliti Kanada menyarankan agar dosis Pfizer kedua ditunda karena tingkat perlindungan yang tinggi dari suntikan pertama.
 
Peneliti Kanada menunjukkan kemanjuran 92,6 persen setelah dosis pertama disuntikkan. Studi ini juga berdasarkan analisis dokumen yang diajukan Pfizer-BioNTech dari uji coba tahap akhir pada manusia ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS pada Desember lalu.

FDA mengatakan data dari uji coba tersebut menunjukkan bahwa vaksin mulai memberikan perlindungan kepada penerima sebelum mendapat suntikan kedua. Meski demikian perlu data lebih banyak untuk menilai potensi suntikan dosis tunggal.
 
Sementara itu, Pfizer mengatakan rejimen dosis alternatif vaksin belum dievaluasi dan bahwa keputusan berada di tangan otoritas kesehatan.
 
Sheba mengatakan di antara 7.214 staf rumah sakit yang menerima dosis pertama mereka pada Januari, ada penurunan gejala covid-19 sebesar 85 persen dalam 15 hingga 28 hari. Penurunan keseluruhan infeksi, termasuk kasus tanpa gejala yang terdeteksi sebanyak 75 persen.
 
Ahli epidemiologi Sheba Gili Regev-Yochay memperingatkan bahwa kelompok yang diteliti di rumah sakit itu mayoritas masih muda dan sehat.
 
"Berbeda dengan uji klinis Pfizer, kami tidak memiliki banyak (staf) yang berusia di atas 65 tahun di sini," katanya, dilansir dari Malay Mail, Jumat, 19 Februari 2021.
 
Tetapi dia juga mencatat bahwa studi Sheba terjadi selama lonjakan infeksi covid-19 di Israel, yang membanjiri rumah sakit dengan kasus baru.
 
Pfizer menolak mengomentari data tersebut, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa mereka sedang melakukan analisisnya sendiri tentang efektivitas vaksin di dunia nyata di beberapa lokasi di seluruh dunia, termasuk Israel.
 
Mereka berharap dapat menggunakan data Israel untuk melihat potensi vaksin covid-19 melindungi dari varian covid-19 yang bermunculan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan