Mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant. AFP/ALBERTO PIZZOLI)
Mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant. AFP/ALBERTO PIZZOLI)

Profil Yoav Gallant, Menhan Israel yang Dipecat Netanyahu

Riza Aslam Khaeron • 07 November 2024 10:45
Jakarta: Yoav Gallant adalah seorang politikus dan mantan pejabat militer Israel yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan dari tahun 2022 hingga 2024.
 
Gallant dipecat oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada November 2024 karena adanya krisis kepercayaan di tengah konflik Israel dengan Hamas.
 
Pemecatan ini menjadi kali kedua bagi Gallant setelah sempat dipecat sebelumnya pada Maret 2023 terkait pernyataannya tentang reformasi peradilan.
 

Kehidupan Awal dan Karier Militer

Yoav Gallant lahir pada 8 November 1958 di Jaffa, Tel Aviv-Yafo, Israel. Ia adalah anak dari Fruma, seorang perawat yang selamat dari Holocaust, dan Michael Gallant, seorang veteran Perang Dunia II dan pejuang di Perang Arab-Israel 1948.

Gallant menghabiskan masa kecilnya di Jaffa dan kemudian pindah ke Givatayim untuk melanjutkan pendidikan di David Kalai High School. Ia memperoleh gelar BA dalam Manajemen Bisnis dan Keuangan dari Universitas Haifa.
 
Gallant memulai karier militernya pada tahun 1977 sebagai komando di Shayetet 13, unit komando elit Angkatan Laut Israel.
 
Setelah beberapa tahun bertugas, ia sempat pergi ke Alaska dan bekerja sebagai penebang kayu sebelum kembali ke Israel dan melanjutkan karier di Angkatan Laut.
 
Gallant mencapai posisi sebagai komandan Flotilla 13 dan kemudian menjadi kepala Komando Selatan IDF. Ia juga memainkan peran penting dalam Operasi Cast Lead pada tahun 2008-2009 di Jalur Gaza.
 

Karier Politik

Gallant memasuki dunia politik pada tahun 2015 dengan bergabung bersama partai Kulanu. Setelah terpilih menjadi anggota Knesset, ia ditunjuk sebagai Menteri Konstruksi.
 
Pada tahun 2018, Gallant pindah ke Likud dan kemudian menjadi Menteri Aliyah dan Integrasi pada 2019, serta Menteri Pendidikan pada 2020. Pada 2022, ia diangkat sebagai Menteri Pertahanan di pemerintahan Netanyahu.
 
Selama menjadi Menteri Pertahanan, Gallant menjadi salah satu dari tiga anggota kabinet perang Israel bersama dengan Netanyahu dan Benny Gantz.
 
Ia menjadi suara moderat dalam pemerintahan sayap kanan Netanyahu, sering kali mengkritisi kebijakan agresif yang diambil terhadap Gaza dan Lebanon.
 
Gallant juga menjadi tokoh yang berperan dalam memimpin tanggapan Israel terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang merupakan hari paling mematikan dalam sejarah Israel.
 

Pemecatan oleh Netanyahu

Yoav Gallant dipecat oleh Benjamin Netanyahu pada 5 November 2024. Netanyahu menyatakan bahwa krisis kepercayaan antara dirinya dan Gallant telah mencapai titik yang tidak dapat diperbaiki, dan bahwa tindakan serta pernyataan Gallant selama konflik telah bertentangan dengan keputusan kabinet.
 
Gallant dianggap telah membuat pernyataan yang memberi keuntungan bagi musuh Israel, dan ketidakpercayaan ini menyebabkan ketidakmampuan untuk melanjutkan kampanye militer secara efektif.
 
Gallant secara emosional merespons pemecatannya dengan menyatakan bahwa keamanan Israel adalah misi hidupnya.
 
Ia menekankan tiga alasan utama di balik ketegangan yang terjadi, yaitu kebutuhan untuk mengesahkan wajib militer bagi pria Haredi, memprioritaskan kesepakatan untuk membebaskan sandera di Gaza, dan tuntutan untuk menyelidiki kegagalan dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.
 
Gallant menentang undang-undang yang memberi pengecualian bagi komunitas Haredi dari wajib militer, dan menganggapnya sebagai ancaman bagi keamanan Israel.
 

Kontroversi dan Peran dalam Konflik

Selama karier militernya, Gallant terlibat dalam sejumlah operasi besar, termasuk Operasi Cast Lead di Gaza pada 2008-2009, yang mendapat kritik internasional karena penggunaan kekuatan militer yang berlebihan terhadap infrastruktur sipil.
 
Laporan Goldstone menyatakan bahwa strategi militer Israel pada waktu itu dirancang untuk menghukum dan meneror populasi sipil, yang menyebabkan Gallant mendapat banyak sorotan negatif.
 
Dalam perannya sebagai Menteri Pertahanan selama Perang Israel-Hamas 2023-2024, Gallant mengeluarkan perintah untuk mengepung penuh Gaza, melarang pasokan makanan, bahan bakar, dan listrik.
 
Ia juga secara kontroversial menyebut warga Gaza sebagai "hewan manusia," yang menimbulkan kecaman luas.
 
Selain itu, Gallant menjadi target penyelidikan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) bersama Netanyahu dan beberapa pemimpin Hamas atas dugaan kejahatan perang selama konflik tersebut.
 
Pemecatan Gallant oleh Netanyahu menandai akhir dari peran pentingnya dalam kabinet pertahanan Israel, tetapi juga menunjukkan kompleksitas politik di dalam pemerintahan Israel, terutama ketika berhadapan dengan isu-isu keamanan dan militer yang sensitif.
 
Baca Juga:
Fakta-fakta Netanyahu Pecat Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan