Pemerintah Israel telah kehilangan mayoritas ketika seorang anggota beragama Yahudi memilih keluar atas masalah distribusi roti beragi. Koalisi pemerintah semakin melemah karena penyerangan pasukan Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsa membuat Raam memilih opsi penangguhan.
"Jika pemerintah melanjutkan langkahnya terhadap rakyat Yerusalem, kami akan mengundurkan diri dari koalisi," kata Raam, dilansir dari France24, Senin, 18 April 2022.
Deklarasi tersebut dikeluarkan beberapa jam setelah lebih dari 20 warga Palestina dan Israel terluka dalam insiden di dalam dan sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh kelompok Yahudi sebagai Temple Mount.
Serangan berujung bentrokan itu telah melukai banyak orang, yang jumlahnya kini sudah melebihi 170. Insiden terjadi di saat umat Muslim berpuasa di pekan kedua Ramadan dan di tengah perayaan Paskah Yahudi.
Selain soal serangan di Al-Aqsa, Raam juga mengutip kekerasan yang dilakukan Israel dan Tepi Barat sejak akhir Maret lalu. Dari rentetan kekerasan tersebut, tercatat ada 36 kematian.
Sementara itu pada Minggu pagi kemarin, polisi Israel mengatakan bahwa demonstran Palestina di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa terus mengumpulkan batu untuk dilempar. Aksi tersebut dilakukan menjelang kedatangan kelompok Yahudi yang ingin beribadah di area Temple Mount.
Orang-orang Yahudi diizinkan untuk mengunjungi kompleks, tetapi tidak untuk berdoa di situs tersebut, tempat tersuci dalam Yudaisme dan ketiga tersuci di Islam.
Kepolisian Israel telah memasuki kompleks tersebut untuk mengusir para demonstran dan menegakkan kembali ketertiban antar umat beragama di sana. Bentrokan kecil sempat terjadi, yang disebut kelompok Bulan Sabit Merah telah melukai 19 warga Palestina.
Baca: Pasukan Israel Kembali Masuk ke Al-Aqsa, Tahan Dua Tersangka Perusakan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id