Seperti beberapa penembakan sebelumnya, pelaku diketahui merupakan seorang invididu etnis Arab.
"Israel sedang menghadapi teror mematikan," kata Perdana Menteri Israel Naftali Bennett melalui Twitter, dilansir dari India Today, Rabu, 30 Maret 2022.
Komentar PM Bennett disampaikan setelah terjadinya penembakan di Bnei Brak, kota ultra-Ortodoks Yahudi di pinggiran ibu kota Israel.
Penembakan tersebut menambah angka korban serangan bersenjata di Israel menjadi 11 dalam kurun waktu sepekan. Ini merupakan angka tertinggi di Israel dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menyatakan sikap tidak setuju terhadap aksi pembunuhan terhadap warga sipil Israel. Ia menekankan bahwa pembunuhan terhadap rakyat Israel atau Palestina hanya akan memperburuk keadaan.
Abbas khawatir serangkaian penembakan ini dapat memicu serangan balasan dari kelompok pemukim Yahudi atau pihak lainnya.
Sebuah video amatir di saluran televisi Israel memperlihatkan seorang pria berpakaian hitam yang membawa senapan serbu di sebuah ruas jalan di Bnei Brak. Menurut laporan media Israel, pelaku adalah warga Palestina dari sebuah desa dekat kota Jenin di Tepi Barat.
Kepolisian Israel mengatakan, pelaku telah membunuh empat warga sipil dan satu petugas keamanan. Sejauh ini belum ada kelompok yang mengklaim serangan tersebut. (Kaylina Ivani)
Baca: Pertama Sejak 2017, ISIS Klaim Penembakan yang Tewaskan 2 Polisi Israel
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News