Ucapan kontroversial Macron itu disampaikan kepada keturunan dari para pejuang perang kemerdekaan Aljazair tahun 1954-1962.
"Macron menyinggung kembali konflik lama tanpa tujuan yang jelas," kata Tebboune kepada majalah asal Jerman, Der Spiegel.
"Saya tidak mau melakukan langkah pertama untuk menurunkan ketegangan," sambungnya, dilansir dari Asharq al-Awsat, Minggu, 7 November 2021.
"Tidak ada satu pun warga Aljazair jika saya yang lebih dahulu menghubungi pihak yang telah menghina kami," ungkap Tebboune.
Surat kabar Le Monde mengutip Macron pada awal Oktober lalu, yang menanyakan mengenai "apakah ada negara Aljazair sebelum kolonisasi Prancis? Itulah pertanyaannya."
Menurut Tebboune, Komentar Macron merefleksikan "kebencian lama Aljazair terhadap pemimpin kolonial."
Aljazair telah memanggil duta besarnya dari Paris dan juga melarang pesawat militer Prancis melintasi ruang udara mereka hingga saat ini. Saat ditanya apakah ketegangan ini akan diselesaikan dalam waktu dekat, Tebboune sekali lagi menolak mengambil langkah pertama.
Baca: Aljazair Tarik Dubesnya dari Prancis atas Komentar Macron
"Jika Prancis mau pergi ke Mali atau Niger, mereka harus terbang memutar selama sembilan jam, bukan empat jam," sebut Tebboune. Ia mengaku akan membuat pengecualian kepada pesawat Prancis yang mengevakuasi "korban luka."
Pada akhir September, Prancis berencana memangkas jumlah visa kepada warga Aljazair, Maroko, dan Tunisia. Prancis menuduh ketiga negara tersebut kurang berbuat banyak dalam mengupayakan pemulangan gelombang imigran gelap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id