Surat kabar Le Monde menyebutkan bahwa Macron melontarkan pernyataan itu pada Kamis kemarin dalam pertemuan dengan para keturunan dari tokoh-tokoh perang kemerdekaan.
Macron mendeskripsikan Aljazair memiliki sebuah "sejarah resmi" yang sudah "benar-benar dituliskan ulang" oleh penguasa di negara tersebut.
Pernyataan resmi dari kantor kepresidenan Aljazair menyebutkan bahwa duta besar di Paris telah ditarik sebagai respons atas ucapan Macron. Sejauh ini, Paris tidak membantah pernyataan sang presiden.
Masih dalam laporan Le Monde, Macron dikabarkan telah berkata bahwa sejarah Aljazair "tidak berdasarkan kebenaran" melainkan dibuat "atas dasar kebencian terhadap Prancis."
Macron menekankan bahwa pernyataannya ini ditujukan kepada segelintir elite Aljazair, bukan masyarakat negara tersebut secara keseluruhan.
"Menyusul adanya pernyataan tertentu yang diasosiasikan kepada nama (Macron), maka Aljazair menyebutnya sebagai intervensi yang tak dapat diterima terhadap urusan dalam negeri," tutur kantor kepresidenan Aljazair, dikutip dari laman The National, Minggu, 3 Oktober 2021.
Selain mengenai sejarah Aljazair, Macron juga berbicara mengenai situasi politik terkini di sana. "Presiden Abdelmajid Tebbouna terperangkap dalam sebuah sistem yang sangat berat," sebut Macron dalam laporan Le Monde.
"Anda dapat melihat sistem di Aljazair terlihat lelah karena sudah diperlemah oleh Hirak," sambungnya, merujuk pada gerakan pro-demokrasi yang menggulingkan pendahulu Tebboune, Abdelaziz Bouteflika, pada 2019.
Baca: Mantan Presiden Aljazair Abdelaziz Boufeflika Meninggal Dunia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
