Pria berusia 57 tahun itu adalah wakil kepala biro politik Hamas, dan membantu mendirikan sayap militer kelompok tersebut, Brigade Izz al-Din al-Qassam. Dia tetap terlibat secara mendalam dengan urusan militer kelompok tersebut.
Mengutip dari BBC, Rabu, 3 Januari 2023, Saleh al-Arouri tewas dalam ledakan di Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut, sebuah serangan yang banyak dituding dilakukan oleh Israel.
Saleh al-Arouri bergabung dengan Hamas pada tahun 1987, dan membantu membangun kehadiran militer kelompok tersebut di Tepi Barat yang diduduki. Dia adalah salah satu pejabat Hamas yang paling dekat dengan Iran dan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon.
Selama bergabung dengan Hamas, Saleh al-Arouri pernah menjalani hukuman di penjara Israel. Setelah dibebaskan, dia menjadi negosiator dalam kesepakatan yang membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Palestina sebagai imbalan atas pembebasan tentara Israel Gilad Shalit pada tahun 2011.
Pada 27 Oktober tahun ini, tentara Israel telah menghancurkan rumahnya di Tepi Barat di kota Arura, dekat Ramallah pada tanggal 27 Oktober. Arouri tinggal di Lebanon pada saat kematiannya.
Media Lebanon melaporkan bahwa dia tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel terhadap kantor Hamas di Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut, bersama enam orang lainnya yang dilaporkan juga menjadi anggota Hamas.
Ini bukan hanya tentang siapa yang dibunuh tetapi di mana dia dibunuh. Seorang pejabat senior Hamas yang terbunuh di kubu Hizbullah di Lebanon akan membuat keadaan menjadi lebih berbahaya di titik akhir pertempuran yang sangat bergejolak.
Baca juga: Hamas Tuduh Israel Bunuh Salah Satu Pemimpin Mereka di Lebanon
Kejahatan Perang Israel
Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati menggambarkan pembunuhan itu sebagai kejahatan perang baru Israel yang bertujuan menyeret Lebanon ke fase baru konflik.Hizbullah menyebut serangan itu sebagai "serangan serius terhadap Lebanon, rakyatnya, keamanannya, [dan] kedaulatannya" dan memperingatkan bahwa "kejahatan ini tidak akan pernah berlalu tanpa tanggapan dan hukuman".
Izzat Al-Rishq, anggota biro Politik Hamas menyebutnya sebagai "pembunuhan pengecut oleh pendudukan Zionis".
Militer Israel belum berkomentar dan mengatakan kepada BBC bahwa mereka tidak menanggapi laporan media asing.
Israel secara luas dilaporkan melakukan pembunuhan yang ditargetkan di luar negeri, namun jarang berkomentar mengenai serangan lintas batas. Mark Regev, penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, tidak mengatakan bahwa Israel bertanggung jawab namun menyebut serangan itu sebagai "serangan bedah" terhadap kepemimpinan Hamas.
Negara ini dan wilayah yang lebih luas kini menghadapi penantian yang cemas untuk melihat bagaimana reaksi Hizbullah, dan apakah perang Israel di Gaza meluas ke Lebanon.
Baca juga: Petinggi Hamas Tewas di Lebanon, Intensitas Perang Gaza Berpotensi Meningkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News