Ilustrasi banjir. (Medcom.id)
Ilustrasi banjir. (Medcom.id)

Korban Tewas Banjir Tanzania Jadi 63 Orang, 116 Terluka

Medcom • 05 Desember 2023 13:36
Tanzania: Perdana Menteri Tanzania, Kassim Majaliwa, mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat bencana banjir bandang yang melanda wilayah utara negaranya setelah hujan deras pada akhir pekan ini telah meningkat menjadi 63 orang, dengan 116 lainnya mengalami luka-luka.
 
"Tanah longsor telah menghancurkan separuh dari satu desa yang saya kunjungi. Kami di sini, di depan mayat rekan-rekan kami," kata Majaliwa dalam acara  perpisahan dengan jenazah di distrik Hanang, dikutip dari Al Jazeera pada Senin, 4 Desember 2023.
 
"Kami telah kehilangan 63 orang yang kami cintai. Dari total korban itu, 23 adalah laki-laki dan 40 perempuan," sambung dia.

Juru bicara kantor kepresidenan Tanzania, Zuhura Yunus, mengatakan banjir telah berdampak pada sedikitnya 1.150 rumah tangga dan 5.600 orang, dan 300 hektare lahan pertanian juga hancur.
 
"Meski terdapat banyak tantangan yang dihadapi dalam upaya penyelamatan karena jalan rusak dan lumpur serta kayu memenuhi jalan, pemerintah melakukan yang terbaik untuk mengatasinya," ucap Yunus.
 
Banjir tersebut merupakan contoh terbaru dari dampak cuaca ekstrem yang melanda negara-negara Afrika Timur seperti Ethiopia, Kenya, Somalia, dan Sudan Selatan, dengan ratusan orang tewas sejak musim hujan di kawasan itu dimulai pada bulan Oktober.
 
Presiden Tanzania, Samia Suluhu Hassan, yang menghadiri pertemuan puncak iklim PBB di Dubai, mengatakan bahwa dia akan kembali dari perjalanan lebih awal untuk menangani krisis ini.
 
"Saya menyampaikan belasungkawa tulus kepada keluarga korban dan telah mengerahkan seluruh pasukan keamanan kami untuk dikerahkan ke daerah tersebut dan membantu mereka yang terkena dampak," tutur Hassan melalui pesan video.
 
Banjir bandang dan tanah longsor di Tanzania terjadi setelah periode kekeringan parah yang menyebabkan tanah di negara tersebut menjadi lebih kering dan kurang mampu menahan air, sehingga meningkatkan risiko banjir bandang.
 
Pada KTT Iklim PBB COP 28 di Dubai, Hassan menyoroti fakta bahwa negara-negara miskin menghadapi risiko yang tidak proporsional akibat perubahan iklim, meski faktanya negara-negara kaya di Barat memikul tanggung jawab atas sebagian besar emisi kumulatif yang mendorong perubahan iklim.
 
"Harus dikatakan, komitmen yang tidak terpenuhi mengikis solidaritas dan kepercayaan, serta mempunyai konsekuensi merugikan bagi negara-negara berkembang. Negara saya sendiri kehilangan 2 hingga 3 persen PDB-nya karena perubahan iklim," sebut Hasan. (Alya Sekar Ayu)
 
Baca juga:  47 Orang Tewas dalam Terjangan Banjir Bandang dan Longsor di Tanzania
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan