"Jumlah korban tewas kini mencapai 47 orang, naik dari 23 orang yang diumumkan sebelumnya," kata komisaris regional Manyara, Ratu Sendiga, kepada kantor berita Xinhua melalui sambungan telepon.
"Sementara jumlah orang yang terluka adalah 85 orang," sambung dia.
Operasi penyelamatan terus berlanjut, kata Sendiga, seraya menambahkan bahwa regu penyelamat khusus dari Pasukan Pertahanan Rakyat Tanzania bergabung dengan badan keamanan lainnya dalam upaya pencarian dan penyelamatan pada Minggu malam. "Operasi penyelamatan akan berlanjut sepanjang malam," ucapnya.
Sebelumnya pada hari Minggu, Sendiga mengatakan upaya penyelamatan sedang dilakukan untuk membantu orang-orang yang terjebak dalam tanah longsor di area perbukitan distrik Hanang di wilayah Manyara, serta untuk mengambil jenazah yang terperangkap di puing-puing.
Ia mengidentifikasi kota Katesh dan desa Jorodom, Gendabi, Mogito dan Gedan'gonyi sebagai daerah paling parah terkena dampak banjir bandang dan tanah longsor.
Menggambarkan situasi saat ini sebagai sesuatu yang "mengerikan," Sendiga mengatakan bahwa satu desa telah sepenuhnya dilanda semburan lumpur. Ia khawatir jumlah korban tewas dapat terus bertambah.
Gabriel Mbogoni, pejabat senior dari Badan Survei Geologi Tanzania, mengatakan bahwa tim dari lembaga tersebut sedang dalam perjalanan ke area terdampak untuk melakukan penyelidikan.
Sendiga telah mendesak Kantor Perdana Menteri, badan keamanan dan Kementerian Kesehatan Tanzania untuk segera mengerahkan personel dan sumber daya ke wilayah Manyara demi meningkatkan upaya bantuan. Wilayah ini memiliki populasi sekitar 1,9 juta jiwa, menurut sensus penduduk di tahun 2022.
Otoritas Meteorologi Tanzania pada Agustus lalu mengeluarkan peringatan untuk musim hujan bulan September-Desember, seraya memperingatkan bahwa musim tersebut lebih mungkin dipengaruhi kondisi El Nino. Badan itu juga memperingatkan bahwa hujan dapat menimbulkan dampak buruk di Tanzania, termasuk banjir dan gangguan terhadap sektor bisnis dan transportasi.
Baca juga: Banjir di Tanduk Afrika Tewaskan Ratusan Orang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News