Perjanjian penyaluran rudal dan drone telah disepakati ketika Wakil Presiden Pertama Iran Mohammad Mokhber, dua pejabat senior dari Korps Garda Revolusi Iran, dan seorang pejabat dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, mengunjungi Moskow pada 6 Oktober lalu.
"Rusia telah meminta lebih banyak drone dan rudal balistik Iran dengan akurasi yang lebih baik, terutama jenis Fateh dan Zolfaghar," ujar salah satu diplomat Iran, seperti dikutip dari laman Asia One, Rabu, 19 Oktober 2022.
Seorang pejabat Barat yang mengetahui mengenai kesepakatan tersebut membenarkan bahwa Iran dan Rusia telah menyepakati seputar rudal balistik jarak pendek jenis darat-ke-darat, termasuk tipe Zolfaghar.
Salah satu drone yang disetujui Iran untuk diberikan kepada Rusia adalah Shahed-136. Drone ini merupakan senjata bersayap delta yang digunakan sebagai pesawat 'bunuh diri' atau 'kamikaze,' yang membawa hulu ledak kecil. Drone yang menabrakkan diri ke target ini akan meledak saat terjadi benturan.
Baca: PM Ukraina Sebut Serangan Drone 'Kamikaze' Rusia Hantam Infrastruktur Energi
Sementara itu, Fateh-110 dan Zolfaghar adalah rudal balistik darat-ke-darat jarak pendek Iran yang mampu menyerang target pada jarak antara 300 sampai 700 kilometer.
Diplomat Iran menolak pernyataan pejabat Barat bahwa transfer semacam itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB 2015.
"Di mana senjata itu digunakan bukan urusan penjualnya. Kami tidak memihak dalam krisis Ukraina seperti Barat. Kami ingin mengakhiri krisis melalui cara-cara diplomatik," ujar diplomat tersebut.
Ukraina telah melaporkan rentetan serangan Rusia yang menggunakan drone Shahed-136 buatan Iran dalam beberapa pekan terakhir. Di sisi lain, kementerian luar negeri Iran menepis laporan bahwa senjatanya digunakan di medan pertempuran Ukraina.
Sementara itu, Kremlin pada Selasa kemarin membantah bahwa pasukannya telah menggunakan drone Iran untuk menyerang Ukraina. Saat ditanya apakah Rusia telah menggunakan drone Iran dalam operasi militer di Ukraina, juru bicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov mengatakan bahwa pihak Kremlin tidak memiliki informasi spesifik tentang penggunaannya.
"Peralatan Rusia digunakan dengan aturan Rusia. Semua pertanyaan sebaiknya diarahkan ke Kementerian Pertahanan," kata Peskov.
Namun, Kementerian Pertahanan Rusia belum membalas permintaan awak media untuk berkomentar. (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News