Presiden AS Joe Biden berangkat ke Israel. Foto: AFP
Presiden AS Joe Biden berangkat ke Israel. Foto: AFP

Rumah Sakit Gaza Diserang Israel, Joe Biden Batal Mampir ke Yordania

Fajar Nugraha • 18 Oktober 2023 05:47
Tel Aviv: Rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mampir ke Yordania, sebelum ke Israel dipastikan batal. Biden langsung berangkat menuju ke Tel Aviv pada Rabu 18 Oktober 2023.
 
“Sempat tidak ada kejelasan apakah Presiden Biden akan berangkat ke Timur Tengah. Namun dia telah berangkat ke Tel Aviv,” menurut Peter Baker, kepala koresponden Gedung Putih untuk The New York Times, yang berada di pesawat Air Force One.
 
Baca: Rumah Sakit di Gaza Dihantam Serangan, Lebih dari 500 Orang Tewas.

 
Namun, persinggahan Presiden Biden di Amman, Yordania, telah dibatalkan, kata seorang pejabat senior pemerintah. Dia akan berangkat ke Tel Aviv.

“Setelah berkonsultasi dengan Raja Abdullah II dari Yordania dan mengingat hari berkabung yang diumumkan oleh Presiden Abbas dari Otoritas Palestina, Presiden Biden akan menunda perjalanannya ke Yordania dan rencana pertemuan dengan kedua pemimpin ini dan Presiden Sisi dari Mesir,” ujar pejabat Gedung Putih itu, seperti dikutip The New York Times.
 
“Presiden menyampaikan belasungkawa yang terdalam atas nyawa tak berdosa yang hilang dalam serangan rumah sakit di Gaza, dan berharap agar korban luka segera pulih. Dia berharap dapat segera berkonsultasi secara langsung dengan para pemimpin ini, dan setuju untuk tetap terlibat secara rutin dan langsung dengan mereka dalam beberapa hari mendatang,” imbuh pernyataan itu.
 
Ayman Safadi, Menteri Luar Negeri Yordania mengatakan kepada jaringan Al-Jazeera bahwa pemerintah Yordania telah memutuskan untuk membatalkan rencana pertemuan puncak di Amman pada hari Rabu yang akan membahas perang Israel-Hamas.
 
“Masyarakat berharap pertemuan puncak seperti ini akan mampu menanggapi tuntutan mereka untuk menghentikan perang ini,” kata Safadi tentang perundingan tersebut.
 
“Mengetahui bahwa kita tidak dapat melakukan hal tersebut, lebih baik dan merupakan keputusan yang tepat untuk tidak mengadakannya besok dan melanjutkan konsultasi dengan maksud untuk mencapai tahap di mana perang ini berakhir dan bencana yang ditimbulkannya sesegera mungkin. Orang-orang Palestina di Gaza berhenti,” jelasnya.
 
Sementara itu Duta Besar PBB dari negara-negara Arab bersatu di luar Dewan Keamanan menuntut gencatan senjata segera dalam serangan Israel di Gaza pada Selasa malam. Riyad Mansour, perwakilan Palestina di PBB mengatakan, kelompok tersebut secara kolektif menganggap Israel bertanggung jawab atas ledakan di rumah sakit tersebut.
 
“Kami menganggap Israel bertanggung jawab atas pembantaian dan kejahatan ini. Mereka yang bertanggung jawab harus menghadapi keadilan, akuntabilitas, dan hukuman,” sebut Mansour.
 
Duta Besar Mesir untuk PBB, Osama Abdelkhalek, mengatakan bahwa Mesir akan menjadi tuan rumah pertemuan besar pada hari Sabtu mengenai perang Israel-Gaza, dengan prioritas menyerukan gencatan senjata segera, berupaya memasukkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan mengatasi masalah politik mendasar antara kedua negara. Israel dan Palestina.
 
Ia mengatakan bahwa para menteri luar negeri regional diharapkan hadir, begitu pula Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, dan perwakilan dari lima anggota tetap Dewan Keamanan telah diundang. “Tidak ada pihak yang berada di atas hukum internasional,” kata Abdelhalek.
 
Sebelum insiden hari Selasa, otoritas kesehatan di Gaza mengatakan setidaknya 3.000 orang telah tewas dalam pemboman Israel selama 11 hari yang dimulai setelah militan Hamas mengamuk di kota-kota Israel dan melakukan kibbutze pada 7 Oktober, menewaskan lebih dari 1.300 orang, sebagian besar warga sipil.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan