Israel persiapkan tenda pengungsi untuk warga sipil Gaza di Rafah. (AFP)
Israel persiapkan tenda pengungsi untuk warga sipil Gaza di Rafah. (AFP)

Siapkan Serang Rafah, Israel Sediakan Tenda Pengungsi untuk Warga Gaza

Marcheilla Ariesta • 25 April 2024 15:30
Gaza: Pesawat-pesawat tempur Israel telah menggempur Jalur Gaza utara untuk hari kedua dalam serangan sengit yang menghancurkan ketenangan selama berminggu-minggu. Israel mengatakan, pihaknya terus melancarkan rencana serangan habis-habisan terhadap Rafah di selatan.
 
Setelah Israel mundur secara tiba-tiba pada awal bulan April, warga Palestina di kedua ujung Jalur Gaza kembali menyelamatkan diri dari pemboman pada Rabu yang mereka gambarkan sebagai perang terburuk.
 
Seorang juru bicara pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel bergerak maju dengan rencananya untuk melakukan operasi darat di Rafah. Namun, tidak memberikan batas waktunya.

Negara-negara Barat, termasuk sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat (AS), telah memohon agar Israel menahan diri untuk tidak menyerang kota di tepi selatan Gaza, yang menampung lebih dari separuh penduduk di wilayah kantong tersebut yang berjumlah 2,3 juta jiwa.
 
Di Gedung Putih, penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan, Washington masih berbicara dengan Israel mengenai Rafah dan para pejabat dari kedua negara diperkirakan akan segera bertemu kembali secara langsung.
 
“Kami telah melakukan diskusi yang sangat rinci untuk membicarakan bukan hanya kekhawatiran kami, namun juga pandangan kami bahwa ada cara berbeda untuk menangani ancaman Hamas di Rafah,” katanya kepada wartawan, dilansir dari New Daily, Kamis, 25 April 2024.
 
Seorang pejabat senior pertahanan Israel, yang berbicara tanpa menyebut nama mengatakan, Israel siap untuk memindahkan warga sipil sebelum serangannya dan telah membeli 40.000 tenda yang masing-masing dapat menampung 10-12 orang.
 
Yang tersisa hanyalah Netanyahu memberikan perintah.
 
Di ujung lain Jalur Gaza di utara, kota Beit Lahiya mendapat serangan besar-besaran untuk hari kedua pada hari Rabu, sehari setelah militer Israel memerintahkan penduduk di empat distrik untuk mendeklarasikan “zona pertempuran berbahaya”.
 
Israel mengatakan, operasinya di sana menargetkan daerah di mana sayap bersenjata Jihad Islam yang bersekutu dengan Hamas menembakkan roket ke dua permukiman perbatasan Israel pada hari Selasa.
 
Negeri Zionis menegaskan akan membasmi Hamas menyusul amukan militan di Israel selatan pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan 253 orang disandera, menurut penghitungan Israel.
 
Sementara itu, Hamas merilis sebuah video pada Rabu, yang tampaknya menunjukkan sandera Israel-Amerika Hersh Goldberg-Polin (23) masih hidup. Ayahnya, Jonathan Polin, mendesak para pemimpin untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
 
“Kami lega melihatnya masih hidup, namun kami juga mengkhawatirkan kesehatan dan kesejahteraannya serta semua sandera lainnya dan semua orang yang menderita di wilayah ini,” kata ayahnya melalui pesan video.
 
Perang tersebut, yang kini memasuki bulan ketujuh, telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza.
 
Serangan tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah kantong tersebut, menyebabkan sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya mengungsi dan menciptakan krisis kemanusiaan.
 
Dalam 24 jam terakhir, serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 79 warga Palestina, kata Kementerian Kesehatan Gaza.
 
Di AS, protes, beberapa dibubarkan oleh polisi, terhadap kampanye Israel di Gaza menyebar di kampus-kampus, begitu pula kekhawatiran mengenai mahasiswa Yahudi yang menghadapi intimidasi atau anti-Semitisme.
 
Presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden, yang akan mencalonkan diri kembali pada bulan November, melihat dukungan kuatnya terhadap Israel mengikis dukungan di kalangan pemilih Demokrat.
 
Ketika ditanya tentang protes tersebut, Gedung Putih bersikap hati-hati. Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre mengatakan, presiden percaya kebebasan berbicara dan non-diskriminasi penting di kampus dan mahasiswa harus merasa aman.
 
Warga di utara Gaza, banyak di antaranya sudah mulai kembali ke rumah mereka, pada hari Rabu menggambarkan beberapa pemboman paling hebat sejak minggu-minggu awal perang.
 
Di Washington, Sullivan mengatakan AS telah melihat peningkatan nyata dalam bantuan yang mencapai Gaza dan khususnya Gaza utara yang rentan sejak Biden dan Netanyahu berbicara pada 4 April. Ia menambahkan, aliran bantuan perlu ditingkatkan lebih lanjut, yang merupakan permintaan AS yang berulang.
 
Komentar tersebut muncul setelah badan bantuan PBB UNRWA mengatakan jumlah truk bantuan yang memasuki daerah kantong tersebut telah mencapai titik tertinggi dalam konflik tersebut.
 
Baca juga: Israel Tegas Akan Lanjutkan Operasi Militer di Rafah
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan