Israel menggunakan setidaknya 10 ton bom ke markas utama Hizbullah di Beirut. Asap dari serangan ini bisa dilihat dari seluruh kota Beirut. Serangan ini tentunya menyebabkan kerugian besar untuk Lebanon serta membahayakan penduduk sipil yang tinggal di sekitar sana.
Banyak yang menyebut tindakan Israel yang agresif ini dikarenakan tradisi Doktrin Gadi Eizenkot, Pemimpin Pasukan Keamanan Israel sebelumnya pada perang Israel-Lebanon tahun 2006.
Apa itu? Berikut informasinya
Doktrin Dahiya
Doktrin Dahiya sebagaimana dijelaskan oleh pengamat politik Daniel Byman adalah strategi militer Israel yang meliputi kehancuran infrastruktur sipil skala besar untuk menekan pemerintah negara musuh.
Logikanya adalah dengan membahayakan warga sipil pemerintahan musuh, warga sipil akan menekan pemerintahan mereka untuk menuntut damai dengan Israel.
Pada tahun 2006 ketika perang Lebanon masih berlangsung. Militer mengebom parah pinggiran kota Dahiyeh di Kota Beirut. Serangan mereka menyebabkan kerugian besar dan korban jiwa di sisi Lebanon, sama halnya dengan situasi bulan September 2024.
Sebagai respons, Jenderal Eizenkot tahun 2008 dalam wawancara dengan media koran Yedioth Ahronoth mengungkap doktrin yang akan disebut "doktrin Dahiya" kepada seluruh dunia.
"Apa yang terjadi di Dahieh akan terjadi di seluruh desa dari mana tembakan diarahkan ke Israel... kemungkinan membahayakan populasi merupakan faktor utama untuk mengekang Nasrallah," ujar Gadi, melansir Hareetz.
Kolonel IDF Gabriel Siboni mengaku setuju dengan pendekatan Eizenkot dalam artikelnya Disproportionate Force: Israel’s Concept of Response in Light of the Second Lebanon War dan menyebut "serangan (IDF) harus menargetkan sektor ekonomi dan pusat kekuatan warga sipil yang mendukung organisasi".
Siboni juga mengaku pendekatan ini "bisa digunakan di perbatasan Gaza".
Apa yang Terjadi di Lebanon?
Konflik Lebanon dan Israel berlangsung sejak lama, bahkan sebelum serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Namun, eskalasi konflik kedua negara dimulai pada minggu lalu dalam rangkaian ledakan pager dan walkie talkie anggota-anggota Hizbullah yang menewaskan 42 orang dan 3500 lainnya luka-luka.
Israel kemudian melancarkan beragam serangan di Lebanon Selatan. Pada 20 September, pemimpin militer Hizbullah tewas dalam serangan udara Israel. 24 September 2024, Israel membunuh Komandan Misil Hizbullah Ibrahim Muhammad Qubaisi.
Pada 26 September 2024, komandan pasukan Udara Hizbullah Muhammad Hussein Srur tewas. Ketiga kematian tersebut terjadi di pinggiran kota Dahieh yang merupakan asal dari nama doktrin "Dahiya".
Dan pada 27 September 2024, ada kemungkinan Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel.
Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan bahwa total kematian dalam rangkaian serangan udara Israel ke Lebanon sejak hari Senin mencapai angka 700 orang.
Baca Juga:
Israel Yakin Hassan Nasrallah Tewas dalam Serangan di Beirut
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News