Operasi itu dianggap sebagai yang terbesar dilakukan oleh pasukan AS di wilayah Idlib yang dikuasai kelompok militan sejak serangan 2019 yang menewaskan pemimpin kelompok Islamic State (ISIS) Abu Bakr al-Baghdadi.
Target operasi terbaru di sekitar kota Atme, yang menurut penduduk dan sumber lain berlangsung sekitar dua jam, tidak segera jelas.
Baca: Korban Sipil Serangan AS di Suriah Diyakini sebagai Pemimpin Al-Qaeda.
Nama-nama yang beredar di media sosial dan di antara penduduk setempat menunjukkan bahwa serangan AS tidak ditujukan pada operasi ISIS tetapi pada anggota kelompok saingan, Al-Qaeda.
Pentagon tidak mengungkapkan targetnya dalam serangan malam hari tetapi mengatakan informasi lebih lanjut akan diberikan kemudian.
"Pasukan Operasi Khusus AS di bawah kendali Komando Pusat AS melakukan misi kontraterorisme malam ini di barat laut Suriah," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan AS John Kirby dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.
"Misi itu berhasil. Tidak ada korban AS," tambahnya, tanpa merinci lebih lanjut.
The Syrian Observatory for Human Rights mengatakan, tujuh warga sipil termasuk di antara sedikitnya 13 orang yang tewas dalam operasi itu. Operasi itu memperlihatkan pasukan elite AS melakukan pendaratan helikopter berbahaya di dekat Atme.
"Setidaknya 13 orang tewas, di antaranya empat anak-anak dan tiga wanita, selama operasi itu," kata kepala Observatorium Rami Abdel Rahman kepada AFP.
Koresponden AFP dapat mengunjungi sebuah rumah di pinggiran Atme yang tampaknya menjadi salah satu target utama pasukan khusus AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News