Seorang perempuan membawa poster foto Ebrahim Raisi dalam merayakan kemenangan pilpres di Teheran, Iran pada 19 Juni 2021. (ATTA KENARE / AFP)
Seorang perempuan membawa poster foto Ebrahim Raisi dalam merayakan kemenangan pilpres di Teheran, Iran pada 19 Juni 2021. (ATTA KENARE / AFP)

Ebrahim Raisi, Tokoh Garis Keras yang Menjadi Presiden Iran

Willy Haryono • 20 Juni 2021 13:49
Teheran: Tokoh ultra-konservatif garis keras Ebrahim Raisi berhasil menang dalam pemilihan umum presiden pada Jumat kemarin. Ia mengungguli semua kandidat lewat raihan 61,95 persen suara.
 
Kementerian Dalam Negeri Iran mengumumkan hasil pilpres pada Sabtu kemarin, dengan tingkat keikutsertaan warga berada di angka 48,8 persen -- terendah dalam sejarah negara tersebut.
 
Dilansir dari laman Al Arabiya pada Minggu, 20 Jun 2021, Raisi akan meninggalkan jabatannya sebagai kepala peradilan Iran dan menggantikan presiden petahana Hassan Rouhani pada Agustus mendatang.

Siapa sebenarnya Ebrahim Raisi?
 
Raisi lahir di sebuah keluarga religius di kota Mashhad pada 1960. Menurut keterangan di situs kampanyenya, ia menerima gelar doktor di bidang hukum dan yurisprudensi dari Mottahari University di Teheran.
 
Sejak awal 1980-an, Raisi sudah menjadi salah satu tokoh kunci dari dunia peradilan di Iran.
 
Pada 1981, saat berusia 20 tahun, Raisi ditunjuk menjadi jaksa kota Karahj di dekat Teheran. Dua tahun setelahnya, ia dipercaya menjadi jaksa kota Hamedan dengan tetap mempertahankan jabatannya di Karaj.
 
Ia memejang jabatan di kedua kota tersebut selama beberapa bulan, sebelum akhirnya dipromosikan menjadi jaksa level provinsi. Pada 1985, Raisi pindah ke Teheran dan menduduk posisi deputi kejaksaan ibu kota.
 
Beberapa posisi senior lain yang pernah dipegang Raisi meliputi deputi kepala peradilan Iran dari 2004 hingga 2014, dan jaksa agung di periode 2014-2016.
 
Nama Raisi kerap dikaitkan dengan eksekusi massal tahanan politik Iran di tahun 1988. Ia dituduh menjadi anggota kunci dari sebuah "komite kematian" terkait eksekusi tersebut.
 
Sebagian besar korban eksekusi tersebut adalah aktivis sayap kiri dan anggota grup pemberontak Mojahedin-e Khalq (MEK). Sejumlah grup hak asasi manusia mengestimasi sekitar 5.000 orang telah dieksekusi kala itu, sedangkan MEK mengklaim angkanya mencapai 30 ribu.
 
Iran tidak pernah benar-benar mengakui peristiwa eksekusi massal itu, dan Raisi pun belum pernah secara terbuka menanggapi tuduhan terhadap dirinya.
 
Baca:  Israel Ingatkan Potensi Ancaman dari Presiden Baru Iran
 
Meski sudah menjadi tokoh kunci di bidang peradilan Iran selama berdekade-dekade, Raisi adalah pemain baru di dunia politik. Dalam beberapa tahun terakhir, ia mencoba mencitrakan dirinya sebagai sosok bersahaja dan anti-korupsi.
 
Pada 2017, Raisi menjadi kandidat capres namun kalah dari Rouhani. Dua tahun setelahnya, Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei menunjuk Raisi sebagai kepala peradilan, salah satu posisi senior di Republik Islam Iran.
 
Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian masyarakat Iran memandang Raisi sebagai anak didik Khamenei.
 
Pengganti Khamenei?
 
Raisi sering disebut-sebut sebagai kandidat pengganti Khamenei di masa mendatang. Kemenangan dalam pilpres kemarin diyakini akan semakin meningkatkan peluang Raisi dalam menuju posisi pemimpin agung Iran.
 
Keputusan Dewan Perwalian Iran yang mendiskualifikasi sejumlah politisi kuat dalam pilpres kemarin merupakan indikasi bahwa Raisi memang hendak "didorong" Khamenei untuk menjadi penggantinya. Keputusan diskualifikasi tersebut dilakukan atas dasar persetujuan Khamenei.
 
"Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah Raisi akan menjadi pemimpin agung selanjutnya. Tapi saat ini ia adalah kandidat utamanya," tutur Jason Brodsky, analis senior isu Timur Tengah dari Iran International V.
 
"Jika Khamenei meninggal saat Raisi masih menjadi presiden, maka petahana akan memainkan peranan penting dalam periode transisi, termasuk menjadi pemimpin interim dewan kepemimpinan Iran," sambungnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan