Menurut keterangan dari kantor kepresidenan Mesir, kedua pemimpin juga mendiskusikan cara menghidupkan kembali proses perdamaian antara Palestina dan Israel usai terjadinya gelombang kekerasan terkini antar kedua kubu.
Mesir memediasi gencatan senjata antara pasukan Israel dan kelompok Hamas usai keduanya bertempur selama 11 hari. Gencatan senjata bertahan tanpa ada insiden berarti, dan sudah memasuki hari keempat pada Senin kemarin.
"Biden menjelaskan tekad negaranya dalam memulihkan ketenangan dan kondisi secara umum di wilayah Palestina. Biden juga menjelaskan mengenai upaya AS dalam mengkoordinasikan upaya mitra-mitra internasional dalam mendukung Otoritas Palestina dan rekonstruksi (di Jalur Gaza)," ungkap kantor kepresidenan Mesir, dilansir dari laman Metro.us.
Baca: DK PBB Serukan Israel-Hamas Patuhi Gencatan Senjata
Ini merupakan panggilan telepon kedua Biden kepada Sisi dalam beberapa hari terakhir terkait konflik di Timur Tengah. Namun kali ini, diskusi meluas ke hubungan bilateral dan beberapa isu kawasan, termasuk Libya dan Irak.
Kantor kepresidenan Mesir melaporkan bahwa Biden dan Sisi bertukar pandangan mengenai bendungan raksasa Grand Ethiopian Renaissance Dam, yang dibangun Ethiopia di Blue Nile dan dipandang Mesir sebagai sebuah ancaman.
Selain itu, Biden dan Sisi juga mendiskusikan seputar bidang hak asasi manusia di Mesir, dan "komitmen mereka dalam menggelar dialog transparan" mengenai isu tersebut.
Sisi, tokoh yang menggulingkan kelompok Ikhwanul Muslimin dari kekuasaan di tahun 2013, telah menjalankan dan meningkatkan operasi pemberantasan terhadap segala bentuk suara penentangan terhadap pemerintah.
Ia pernah mengklaim tidak ada tahanan politik di Mesir saat ini, dan juga menegaskan bahwa stabilitas serta keamanan di negaranya merupakan hal terpenting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News