“Jumlah korban agresi Israel naik menjadi 28.858 sejak 7 Oktober, sementara 68.667 orang lainnya terluka,” demikian dinyatakan Kementerian Kesehatan, dikutip dari Sputnik, Minggu, 18 Februari 2024.
Konflik Israel-Hamas memanas sejak 7 Oktober ketika kelompok perlawanan Palestina itu melancarkan serangan roket besar-besaran ke Israel serta serangan lintas batas dari Gaza hingga menewaskan 1.200 orang. Hamas juga menyandera sekitar 240 warga Israel.
Israel melakukan serangan balasan, memerintahkan pengepungan total terhadap Gaza, dan mulai meluncurkan serangan darat dengan tujuan melenyapkan petempur Hamas serta menyelamatkan para sandera.
Pada 24 November 2023, Qatar menjadi mediator Israel dan Hamas dalam kesepakatan gencatan senjata sementara, juga menyangkut pertukaran tawanan perang dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Gencatan senjata diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember 2023. Hingga kini, lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan Hamas di Gaza.
Sementara itu, pembicaraan gencatan senjata sementara hingga saat ini masih terus berlangsung. Namun, pembicaraan terus buntu karena Israel tidak mau menyanggupi syarat Hamas.
Bahkan, serangan saat ini meluas hingga ke Rafah, wilayah selatan Gaza, tempat para pengungsi berada. Israel telah berulang kali mendapat kecaman bahkan dari sekutunya sendiri, Amerika Serikat.
Baca juga: Israel Berkukuh Serang Rafah, Prospek Gencatan Senjata di Gaza Suram
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News