Dalam sebuah pernyataan, WHO mengatakan "puluhan ribu pengungsi menggunakan gedung rumah sakit dan lahan untuk berlindung," dan terdapat "kekurangan parah" dalam hal air minum dan makanan.
"Tim menggambarkan unit gawat darurat (di RS Al Shifa) seperti lokasi 'pertumpahan darah,' dengan ratusan pasien terluka di dalamnya, dan pasien baru berdatangan setiap menitnya," kata WHO, seraya menambahkan bahwa ada beberapa pasien luka trauma yang dijahit di lantai.
Mengutip dari TRT World, RS Al Shifa berfungsi dalam skala minimal dengan staf yang sangat sedikit, dan WHO mengatakan "pasien kritis dipindahkan ke Rumah Sakit Al Ahli Arab untuk menjalani operasi."
Ruang operasi di RS Al Shifa tidak berfungsi karena kekurangan oksigen dan pasokan medis. Menurut tim WHO, RS Al Shifa adalah "rumah sakit yang membutuhkan resusitasi." Hanya 30 pasien yang dapat menerima cuci darah setiap hari di sana.
Semua infrastruktur kesehatan di Gaza telah terkena dampak parah akibat pengeboman dan operasi darat yang dilakukan militer Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Israel.
Serangan Hamas kala itu menewaskan sekitar 1.140 orang, sebagian besar warga sipil, dengan 240 individu lainnya disandera, menurut data terbaru pemerintah Israel.
Layanan Medis di Gaza
Menurut Hamas, serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan 18.800 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.Israel menuduh Hamas menjalankan pusat komando di bawah rumah sakit – yang memiliki perlindungan khusus berdasarkan hukum perang – meski berulang kali dibantah oleh pejabat rumah sakit dan Hamas. WHO mengatakan akan memperkuat RS Al Shifa "dalam beberapa pekan ke depan" agar dapat melanjutkan layanan dasar.
"Hingga 20 ruang operasi di rumah sakit, serta layanan perawatan pascaoperasi, dapat diaktifkan jika diberikan pasokan bahan bakar, oksigen, obat-obatan, makanan, dan air secara teratur," kata WHO.
Saat ini, RS Al Ahli Arab adalah satu-satunya rumah sakit yang "berfungsi sebagian" di seluruh wilayah utara Gaza. Sementara tiga rumah sakit lainnya -- Al Shifa, Al Awda dan Kompleks Medis Al Sahaba -- berfungsi minimal. Sebelum perang, terdapat 24 fasilitas operasional di sana.
WHO juga telah menyatakan keprihatinannya terhadap rumah sakit Kamal Adwan, di mana kementerian kesehatan Hamas mengatakan pada 13 Desember bahwa tentara Israel telah menembaki kamar pasien di fasilitas yang terkepung tersebut.
Baca juga: Keji! WHO Ungkap Israel Telanjangi dan Todong Petugas Medis di Gaza
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News