Beirut: Hizbullah berduka atas kematian komandan utamanya, Fuad Ahukr. Jasadnya ditemukan di reruntuhan serangan Israel di Beirut selatan.
Kematiannya meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi yang meluas antara Lebanon-Israel.
"Shukr akan dimakamkan pada hari Kamis dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah akan berpidato di pemakamannya untuk menguraikan posisi gerakan yang didukung Iran tersebut," kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Malay Mail, Kamis, 1 Agustus 2024.
Mereka mengatakan, Shukr mati syahid di jalan menuju Yerusalem. Frasa ini merujuk pada pejuang yang dibunuh Israel.
Serangan hari Selasa di pinggiran kota Beirut, daerah pemukiman yang penuh sesak dan benteng Hizbullah, juga menewaskan lima warga sipil —,tiga wanita dan dua anak-anak,— dan melukai puluhan orang, menurut kementerian kesehatan Lebanon.
Kantor berita IRNA Iran mengatakan penasihat militer Iran Milad Bidi juga tewas.
Serangan itu diikuti oleh serangan lain pada Rabu pagi di Teheran yang menewaskan pemimpin politik Hamas, sekutu Hizbullah, Ismail Haniyeh, yang semakin memicu kekhawatiran bahwa perang Gaza dapat meluas.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam kedua serangan itu sebagai "eskalasi berbahaya di saat semua upaya seharusnya mengarah pada gencatan senjata di Gaza".
Juru bicara urusan luar negeri Iran Nasser Kanani mengatakan, serangan Beirut adalah tindakan kriminal yang pantas mendapat kecaman internasional terkuat.
"Israel hanya menambah kebencian global terhadap dirinya sendiri dan menggali kuburnya sendiri," tambahnya.
Amerika Serikat mengatakan, serangan terhadap Teheran dan Beirut "tidak membantu" ketegangan regional.
Di Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memuji pembunuhan Shukr, dengan mengatakan negaranya telah "memberikan pukulan telak" kepada musuh-musuhnya.
"Kami telah menyelesaikan masalah kami dengan Mohsen, dan kami akan menyelesaikan masalah kami dengan siapa pun yang menyakiti kami," kata Netanyahu, menggunakan nama samaran Shukr.
Israel menyalahkan Shukr atas serangan roket akhir pekan di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi yang menewaskan 12 anak di sebuah kota Arab Druze.
"Pembunuhan komandan tingkat tinggi seperti itu memalukan bagi Hizbullah," kata Lina Khatib, rekan peneliti dan pakar Timur Tengah di Chatham House.
"Bahkan jika para aktor yang terlibat tidak bermaksud untuk meletuskan perang besar-besaran, setiap eskalasi meningkatkan risiko keadaan menjadi tidak terkendali," pungkas Khatib.
Baca juga: Bunuh Komandan Hizbullah, Israel Ancam Menyerbu Lebanon
Cek Berita dan Artikel yang lain di