Tel Aviv: Keluarga dari sandera yang ditahan kelompok Hamas mengungkapkan kemarahan, keputusasaan dan tuntutan mereka kepada pemerintah Israel. Mereka menunggu pemerintah Israel untuk memberikan jawaban pasti kepada mereka.
Selama lima hari, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan anggota kabinet perangnya setuju untuk mengadakan pertemuan terkait masalah penyanderaan ini.
Setidaknya 240 orang telah disandera Hamas dalam serangan kilat kelompok tersebut ke wilayah Israel pada 7 Oktober. Israel pun melakukan serangan balasan hingga saat ini, dengan tetap berusaha membebaskan para sandera.
"Terjadi ketegangan di luar karena beberapa anggota keluarga mengatakan mereka tidak bisa masuk karena tidak cukup ruang," lapor Al Jazeera, Selasa, 21 November 2023.
Mereka, katanya, sangat kecewa karena tidak dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendesak tersebut. Meski akhirnya diizinkan masuk, mereka mengaku tidak mendapat cukup informasi setelah pertemuan selesai
Tampaknya masih ada kekhawatiran bahwa PM Netanyahu tidak terlalu fokus pada pembebasan orang-orang yang disandera Hamas. PM Netanyahu diduga lebih fokus pada upaya melenyapkan Hamas.
"Keluarga tidak ingin hanya sebagian dari sandera yang dibebaskan, mereka ingin semuanya bebas," lapor Al Jazeera.
Sementara itu, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan, pihaknya hampir mencapai perjanjian gencatan senjata dengan Israel. Hal ini terjadi di tengah serangan mematikan Israel yang terus ditembakkan ke Gaza.
"Hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel," kata Haniyeh.
Baca juga: Hamas: Perjanjian Gencatan Senjata dengan Israel Hampir Tercapai
Cek Berita dan Artikel yang lain di