Dilansir dari Malay Mail, Selasa, 9 Mei 2023, banjir yang terjadi pada Kamis pekan kemarin itu dipicu hujan deras yang menyebabkan sejumlah sungai meluap. Akibatnya, Desa Bushushu dan Desa Nyamukubi yang berada di wilayah Kalehe pun terendam banjir.
Sebanyak 176 orang dilaporkan tewas pada Jumat lalu. Namun, masih ada banyak korban yang dinyatakan hilang hingga saat ini.
Ngwabidje mengonfirmasi bahwa hingga Senin lalu telah tercatat sebanyak 401 korban tewas. Namun, pihaknya belum merinci lebih lanjut seputar informasi korban.
Saat ini, pemerintah RD Kongo telah mengirimkan delegasi ke Kalehe dan menetapkan hari Senin sebagai hari berkabung nasional.
Sementara itu, salah satu korban selamat, Anuarite Zikujuwa, mengaku telah kehilangan seluruh keluarga, termasuk mertuanya. "Seluruh desa telah berubah menjadi tanah kosong. Hanya ada batu yang tersisa, dan kami bahkan tidak tahu di mana dulu tanah kami," katanya.
Michake Ntamana, seorang petugas penyelamat yang membantu mencari dan menguburkan korban tewas, mengatakan bahwa penduduk desa berusaha mengidentifikasi dan mengumpulkan jenazah orang-orang tercinta yang telah ditemukan.
Ia mengatakan beberapa mayat yang tersapu dari desa-desa di area perbukitan hanya dikuburkan dengan daun-daun dari pohon. "Sungguh menyedihkan karena kami tidak punya apa-apa lagi di sini," ucapnya. (Arfinna Erliencani)
Baca juga: Tragis! 200 Orang Tewas dalam Banjir dan Tanah Longsor di RD Kongo
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News