Otoritas Iran menyebut kebakaran dan kerusuhan di penjara Evin pada Sabtu malam kemarin diakibatkan bentrokan antar narapidana. Namun, kelompok-kelompok hak asasi manusia meragukan pemerintah, dan juga khawatir angka kematian korban sebenarnya lebih tinggi lagi.
Situs Mizan Online mengatakan, empat narapidana penjara Evin yang terluka dalam kebakaran telah meninggal dunia di rumah sakit. Satu hari sebelumnya, jumlah korban meninggal adalah empat orang, yang semuanya mengembuskan napas terakhir akibat terlalu banyak menghirup asap.
Dalam beberapa rekaman video di media sosial, tembakan dan ledakan terdengar selama berlangsungnya kebakaran di kompleks penjara Evin.
Pihak berwenang Iran menuduh sejumlah 'preman' telah membakar gudang pakaian di penjara Evin memicu bentrokan antara tahanan. Beberapa narapidana lain dan sipir penjara turun tangan untuk mengakhiri kekerasan.
Peristiwa di penjara Evin terjadi di saat Iran masih dilanda gelombang protes mengecam kematian Mahsa Amini, perempuan 22 tahun yang meninggal di tahanan polisi moral Iran.
Ratusan pengunjuk rasa Mahsa Amini yang ditangkap dalam beberapa pekan terakhir telah dikirim ke Evin, penjara yang dikenal atas perlakuan buruk terhadap tahanan politik.
"Bentrokan di penjara tidak ada hubungannya dengan kerusuhan baru-baru ini di Iran," kata seorang jaksa, dikutip dari kantor berita IRNA. Sementara Mizan mengatakan bahwa semua yang tewas adalah narapidana kasus perampokan.
Tetapi kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Oslo mengatakan, pihaknya 'menolak' pernyataan resmi pemerintah, dengan mempertimbangkan rekam jejak penyembunyian fakta di republik Islam itu.
"Kami menerima laporan bahwa pasukan khusus dikerahkan untuk menghasut tahanan," kata IHR. Mereka menyerukan penyelidikan internasional yang didukung PBB untuk menetapkan fakta-fakta seputar kebakaran di penjara Evin.
Baca: Iran Bantah Kebakaran di Penjara Evin Dipicu Protes Mahsa Amini
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News