Pernyataan itu disampaikan dalam panggilan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Minggu, 15 Oktober 2023.
Serangan mendadak yang dilancarkkan Hamas dari Palestina pada 7 Oktober 2023 menewaskan sekitar 1.400 warga Israel, dengan 100 lainnya disandera. Israel kemudian melancarkan serangan balasan melalui udara dan artileri ekstensif di Gaza, sehingga menewaskan lebih dari 2.400 orang.
Iran memuji serangan Hamas, tapi menyangkal keterlibatannya dalam perencanaan atau penyerangan terhadap Israel.
Raisi menyebut serangan pejuang Hamas merupakan reaksi atas kebiadaban Israel sekaligus bentuk protes terhadap tindakan keji mereka selama tujuh dekade, seperti pembunuhan, penindasan, dan ketidakadilan terhadap rakyat Palestina.
Ia juga mengatakan Israel telah melakukan kejahatan perang di Gaza dan mendukung penolakan terhadap upaya pengungsian penduduk Gaza.
"Pengungsian paksa penduduk Gaza dari kampung halaman mereka tidak praktis dan tidak sesuai dengan prinsip dan hukum internasional, dan kelompok perlawanan Palestina serta semua negara bebas di dunia akan menentang kejahatan ini," jelas Presiden Raisi, dilansir dari Al-Arabiya News, Senin, 16 Oktober 2023.
Melansir IRNA, Macron mendesak Iran agar memanfaatkan pengaruhnya di wilayah untuk mengendalikan situasi. Presiden Raisi menanggapinya dengan mengatakan para pejuang Hamas telah memiliki tekad dan keputusannya sendiri.
Presiden Macron memperingatkan Raisi akan potensi eskalasi konflik Israel dan Hamas. Wilayah yang rentan menjadi objek eskalasi utamanya ialah Lebanon.
"Mengingat hubungannya dengan Hizbullah dan Hamas, Iran mempunyai tanggung jawab dalam hal ini. Iran harus melakukan segala kemungkinan untuk menghindari gejolak regional," kata Macron. (Abdurrahman Addakhil)
Baca juga: PBB Mohon Hamas-Israel Buka Jalur Kemanusiaan untuk Korban Perang di Gaza
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News