Netanyahu mengaku Blinken telah meyakinkannya bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden sedang berupaya membatalkan pembatasan pengiriman pasokan senjata ke Israel.
Saat bertemu Blinken pekan lalu, Netanyahu mengatakan bahwa Israel mengapresiasi dukungan AS sejak dimulainya perang melawan kelompok pejuang Palestina Hamas pada Oktober 2023.
Namun, ia juga memprotes bahwa AS menahan pasokan senjata dan amunisi untuk Israel dalam beberapa bulan terakhir. Blinken disebut Netanyahu berusaha meyakinkan bahwa AS bekerja "siang dan malam" untuk menghapus pembatasan tersebut.
"Saya tentu berharap hal itu terjadi. Seharusnya begitu," kata Netanyahu, dikutip dari Malay Mail, Rabu, 19 Juni 2024.
"Beri kami alatnya, dan kami akan menyelesaikan pekerjaan lebih cepat," tegasnya, merujuk pada perang di Jalur Gaza.
Bulan lalu, Biden memperingatkan Israel bahwa AS akan berhenti memasok senjata apabila melakukan invasi besar-besaran ke Rafah, sebuah kota yang dipenuhi pengungsi Palestina di Gaza selatan.
Namun, pasukan Israel memulai serangan di Rafah beberapa hari setelahnya. Mereka mengatakan pejuang Hamas bersembunyi di sana, dan menegaskan kembali keinginan melenyapkan kelompok tersebut dan memulangkan semua sandera.
Senin lalu, Washington Post melaporkan bahwa dua tokoh penting Partai Demokrat di Kongres AS telah setuju untuk mendukung penjualan senjata besar-besaran ke Israel yang mencakup 50 pesawt jet tempur F-15 senilai lebih dari USD18 miliar (Rp294 triliun).
Diketahui, Gregory Meeks dan Senator Ben Cardin telah menandatangani kesepakatan di bawah tekanan besar pemerintahan Biden setelah dua anggota parlemen itu selama berbulan-bulan menunda penjualan senjata ke Israel. (Theresia Vania Somawidjaja)
Baca juga: Erdogan Serukan Aksi Global untuk Akhiri Kekejaman Israel di Gaza
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News