"Saya sangat prihatin dengan laporan kudeta yang sedang berlangsung dan upaya untuk melemahkan transisi politik Sudan. Laporan penahanan Perdana Menteri, pejabat pemerintah, dan politisi tidak dapat diterima," kata Volker Perthes, perwakilan khusus PBB untuk Sudan, seperti dikutip AFP, Senin 25 Oktober 2021.
"Saya meminta pasukan keamanan untuk segera membebaskan mereka yang ditahan secara tidak sah atau ditempatkan di bawah tahanan rumah," tegas Perthes.
Kekhawatiran juga disuarakan oleh Liga Arab pada Senin. Mereka menyatakan ‘keprihatinan’ atas perkembangan di Sudan setelah militer menahan para pemimpin sipil dan menteri dalam pemerintahan transisi.
"Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menyatakan keprihatinan mendalam atas perkembangan di Sudan," kata blok pan-Arab dalam sebuah pernyataan.
Dia juga mendesak semua pihak untuk mematuhi kesepakatan pembagian kekuasaan Agustus 2019 yang menguraikan transisi setelah penggulingan Presiden Omar al-Bashir.
Amerika Serikat (AS) pun turut mengkhawatirkan laporan mengenai pengambilalihan kekuasaan oleh militer Sudan dari tangan pemerintahan sipil.
"AS sangat khawatir dengan laporan pengambilalihan militer atas pemerintah transisi," kata utusan khusus AS untuk Tanduk Afrika (Horn of Africa), Jeffrey Feltman.
"Ini akan bertentangan dengan Deklarasi Konstitusi (yang menguraikan transisi) dan aspirasi demokrasi rakyat Sudan," katanya, menurut sebuah pernyataan di Twitter.
Saat ini Ibu kota Sudan sudah sepenuhnya diblokir militer. Hal ini dilaporkan media lokal, TV El Sharq pada Senin, 25 Oktober 2021.
Media lokal menyebutkan, semua pintu masuk ke kota, jembatan, dan jalan-jalan pusat ditutup. Lalu lintas juga benar-benar berhenti.
Militer juga mengepung bandara ibu kota, melarang akses ke sana. Sementara itu, menurut Al Arabiya, maskapai besar telah menangguhkan penerbangan ke Khartoum sejak dua hari lalu.
Penangkapan massal para pemimpin sipil dimulai di ibu kota Sudan, setelah pertemuan antara Kedua Dewan Berdaulat Sudan, Abdel Fattah AlBurhan dan Perdana Menteri Abdalla Hamdok. Beberapa menteri, perwakilan sipil Dewan Berdaulat dan gubernur Khartoum ditahan.
Sementara itu, Perdana Menteri, serta penasihat terdekatnya ditempatkan di bawah tahanan rumah. Dilaporkan banya pimpinan partai politik yang ditangkap.
Saat ini keberadaan Hamdok belum dapat dipastikan, terlepas dari laporan media bahwa dirinya sedang menjadi tahanan rumah di Khartoum. Serangkaian foto di internet memperlihatkan sekelompok prajurit berdiri di dekat rumah PM Hamdok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News