Warga Palestina yang terluka mendapat perawatan medis di salah satu rumah sakit di Jalur Gaza, 29 Februari 2024. (AFP)
Warga Palestina yang terluka mendapat perawatan medis di salah satu rumah sakit di Jalur Gaza, 29 Februari 2024. (AFP)

Banyak Korban yang Menanti Bantuan di Gaza Mengalami Luka Tembak

Willy Haryono • 02 Maret 2024 14:10
Gaza: Banyak korban selamat yang dirawat di rumah sakit usai terjadinya serangan Israel terhadap konvoi bantuan di Jalur Gaza menderita luka tembak, lapor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
 
Melansir dari laman BBC, Sabtu, 2 Maret 2024, sejumlah pengamat PBB telah mengunjungi Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, dan melihat ada sekitar 200 orang masih dirawat.
 
Kelompok pejuang Palestina Hamas, yang menguasai Gaza, menuduh Israel telah menembaki warga sipil. Namun Israel mengatakan bahwa sebagian besar kematian terjadi akibat warga yang terinjak-injak usai pasukannya melepaskan tembakan peringatan.

Para pemimpin di seluruh dunia telah menyerukan penyelidikan penuh atas insiden tersebut.
 
Insiden terjadi setelah ratusan warga Gaza bergerak mendekati konvoi bantuan kemanusiaan yang bergerak di sepanjang jalan pantai. Konvoi yang dikawal militer Israel itu berjalan pada Kamis dini hari.
 
Program Pangan Dunia (WFP) telah memperingatkan bahwa kelaparan akan segera terjadi di Gaza utara, yang menerima sedikit bantuan dalam beberapa pekan terakhir. Diperkirakan ada 300.000 orang di Gaza yang hidup dengan sedikit makanan atau air bersih.
 
Dalam rekaman di lokasi kejadian, terdengar suara tembakan dan orang-orang terlihat berebut bantuan di truk dan merunduk di belakang kendaraan.
 
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan sedikitnya 112 orang tewas dalam insiden tersebut dan 760 lainnya terluka.

Korban Luka Tembak

Dalam pernyataannya di media sosial, Danial Hagari, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), mengatakan, "Puluhan warga Gaza terluka akibat terdorong dan terinjak-injak."
 
Letkol Peter Lerner juga mengatakan kepada Channel 4 News bahwa "massa menyerbu konvoi" dan pasukan Israel "dengan hati-hati (mencoba) membubarkan massa dengan beberapa tembakan peringatan."
 
Mark Regev, penasihat khusus perdana menteri Israel, sebelumnya mengatakan kepada CNN bahwa Israel tidak terlibat langsung dalam cara apa pun, dan bahwa tembakan itu berasal dari "kelompok bersenjata Palestina." Ia tidak memberikan bukti atas ucapannya.
 
Jumat kemarin, Stephane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB António Guterres, mengatakan bahwa tim PBB telah mengunjungi Rumah Sakit al-Shifa di hari yang sama dan melihat ada "sejumlah besar luka tembak" di antara para korban selamat.
 
Ia mengaku belum mengetahui apakah tim PBB telah memeriksa jenazah dari salah satu korban tewas.
 
Dr Mohamed Salha, manajer sementara di rumah sakit al-Awda, sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa al-Awda telah menerima 176 korban terluka, 142 di antaranya menderita luka tembak.
 
Ia menambahkan bahwa sebagian korban selamat lainnya mengalami patah anggota badan akibat terinjak-injak.
 
Menanggapi insiden tersebut, Menteri Luar Negeri Inggris Lord Cameron menyebut kematian tersebut "mengerikan" dan mengatakan "harus ada penyelidikan dan pertanggungjawaban yang mendesak."
 
"Ini tidak boleh terjadi lagi," tegasnya.
 
Baca juga:  Indonesia Kecam Penembakan Israel ke Warga Gaza yang Antre Makanan
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan