Dalam komentar publiknya, Netanyahu menegaskan bahwa dirinya tidak akan bisa ditekan untuk mengakhiri perang di Gaza 'sebelum waktunya.' Komentar ini dilontarkan menyusul pernyataan Biden bahwa Washington berharap dapat melihat gencatan senjata di Gaza pada Senin pekan depan.
Bagi Lapid, pernyataan Netanyahu telah menyebabkan 'cedera' pada hubungan Israel-AS.
"Pertengkaran publik antara Netanyahu dan pemerintah Amerika merupakan sebuah kerugian terhadap keamanan negara, sebuah kerugian terhadap hubungan luar negeri Israel dan kurangnya tanggung jawab nasional. Tidak mengerti apa yang membakarnya untuk membuka front lain?" tulis Lapid di media sosial, dilansir dari Al Jazeera, Rabu, 28 Februari 2024.
Perang di Gaza
Sebelumnya, Netanyahu melalui akun X @IsraeliPM mengisyaratkan 'tidak akan mendengarkan' permintaan Gedung Putih untuk mengakhiri perang di Gaza. Netanyahu merasa, selama ini kepemimpinannya atas perang di Gaza telah mendapat dukungan publik AS."Sejak awal perang, saya telah memimpin kampanye diplomatik untuk memblokir tekanan yang dirancang untuk mengakhiri perang sebelum waktunya, dan untuk mendapatkan dukungan kuat bagi Israel," kata Netanyahu dalam akun X @IsraeliPM.
Ia kemudian mengutip jajak pendapat Harvard CAPS-Harris. Dalam jajak pendapat itu, menurut Netanyahu, 82 persen masyarakat Amerika Serikat mendukung Israel.
"Kami telah meraih kesuksesan besar. Hari ini, jajak pendapat Harvard CAPS-Harris diterbitkan, yang menunjukkan bahwa 82% masyarakat Amerika mendukung Israel, yang berarti empat dari lima warga AS mendukung Israel dan bukan Hamas," ungkapnya.
"Ini akan membantu kami melanjutkan kampanye hingga kemenangan total," tutup Netanyahu.
Baca juga: Ada Sinyal Netanyahu Tolak Desakan AS untuk Akhiri Perang Gaza
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News