PM Israel Benjamin Netanyahu dukung proposal gencatan senjata tapi tetap ingin perang dilanjutkan. (AFP)
PM Israel Benjamin Netanyahu dukung proposal gencatan senjata tapi tetap ingin perang dilanjutkan. (AFP)

Netanyahu: Israel Komitmen Pada Proposal Gencatan Senjata Tapi Perang Tetap Lanjut

Marcheilla Ariesta • 25 Juni 2024 06:59

Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim dirinya berkomitmen terhadap proposal gencatan senjata Gaza yang didukung oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Pada Minggu kemarin, Netanyahu mengatakan, dia hanya siap untuk kesepakatan “sebagian” untuk mengambil kembali beberapa tawanan Israel yang ditahan di Jalur Gaza.

“Israel tidak akan mengakhiri perang sampai kami mengembalikan semua sandera, kami tidak akan mengakhiri perang sampai kami melenyapkan Hamas dan memulangkan penduduk selatan dengan selamat ke rumah mereka,” kata Netanyahu di Knesset (parlemen Israel), dilansir dari Anadolu, Selasa, 25 Juni 2024.

Dia menambahkan, “Israel berkomitmen terhadap proposal (gencatan senjata) Israel yang disambut baik oleh Presiden Biden. Posisi kami tidak berubah."

Bulan lalu, Biden mengatakan, Israel mengajukan perjanjian tiga fase yang akan mengakhiri permusuhan di Gaza dan menjamin pembebasan sandera yang ditahan di wilayah pesisir tersebut. Rencana tersebut mencakup gencatan senjata, pertukaran sandera-tahanan dan rekonstruksi Gaza.

Pada saat itu, Hamas mengatakan mereka akan menangani semua proposal secara “positif” dan “bertanggung jawab” untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan membebaskan semua tahanan.

Israel memperkirakan sekitar 120 warga Israel ditahan oleh Hamas di Gaza.

Pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas yang dimediasi oleh AS, Qatar dan Mesir sejauh ini gagal menyepakati gencatan senjata permanen yang memungkinkan pertukaran tahanan antara Israel dan Palestina.

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Lebih dari 37.600 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan hampir 86.100 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.

Baca juga: Netanyahu: Pertempuran Sengit di Gaza ‘Dekat’ dengan Akhir


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan